Jumat 08 Dec 2017 13:58 WIB

Riau Bebas Kasus Difteri

Petugas mempersiapkan vaksin Pentabio untuk pencegahan penyakit difteri saat imunisasi di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mempersiapkan vaksin Pentabio untuk pencegahan penyakit difteri saat imunisasi di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan wilayahnya hingga kini masih aman dan bebas dari wabah difteri. Sejauh ini belum ada temuan kasus difteri.

"Selama setahun terakhir ini, tercatat hanya dua laporan kasus diduga dan itu pun dinyatakan negatif difteri, " katanya di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Mimi, memang belakangan ini kasus penyakit difteri mewabah di beberapa provinsi di Indonesia. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menetapkan status wabah ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Ia menerangkan jika dilihat dari perbandingan data tahun lalu memang Riau pernah ada laporan penderita difteri sebanyak 22 di 2016. Namun tahun ini ada penurunan bahkan laporan positif nihil.

"Tahun lalu ada 22 kasus dan tahun 2017 ini didapati dua kasus. Tetapi setelah dites dua-duanya negatif. Jadi di Riau tidak KLB," urainya.

Walau sempat ada pemberitaan awal tahun ini memang laporan delapan kasus tapi itu rembesan dari kasus tahun 2016. "Otomatis jika dibandingkan dengan tahun lalu, kasus ini jauh menurun di tahun ini," kata Mimi.

Ia menerangkan difteri merupakan penyakit yang dapat menular secara langsung. Infeksi bakteri yang pada umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan ini juga, kata Mimi, biasanya disertai gejala demam tinggi.

"Misalnya, ketika seseorang terinfeksi difteri batuk atau bersin, orang di dekatnya bisa saja mengirup bakteri tersebut. Langsung menular," urainya.

Dia mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang punya bayi dan anak-anak untuk melakukan imunisasi secara terjadwal ke Puskesmas terdekat. Sebab, hanya imunisasi DPT tersebut, kasus difteri ini dapat dicegah.

"Kami imbau masyarakat dan ibu-ibu untuk membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal, karena ini perlu. Biasakan juga hidup sehat, karena difteri bisa menyerang semua umur, baik orang dewasa maupun anak-anak," pungkasnya.

Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah penanganan terkait Kejadian Luar Biasa difteri di sejumlah daerah. Dalam waktu dekat, akan diadakan ORI (outbreak response immunization) di tiga provinsi.

"Ada 3 provinsi yang akan dilakukan ORI, yakni Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat," kata dr Mohammad Subuh, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. "Total ada 12 kabupaten dari ke tiga provinsi dan akan dilakukan ORI pada tanggal 11 Desember 2017," sambungnya. Sasaran ORI, menurut Subuh adalah usia 1 tahun sampai 19 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement