REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bank Indonesia mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi di Bali yang berada pada kisaran enam persen selama tahun 2017 karena dampak erupsi Gunung Agung.
"Tadinya kami optimistis pertumbuhan ekonomi di atas enam persen dari 5,7 hingga 6,1 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Kamis (7/12).
Menurut Causa, bencana alam turut mempengaruhi ekonomi di Bali yang sebagian besar bertopang pada sektor pariwisata dengan ditandai adanya pembatalan kunjungan wisatawan mancanegara. Penutupan sementara Bandara Ngurah Rai sebagai imbas erupsi serta sejumlah maskapai penerbangan yang masih membatalkan jadwal penerbangan ke Bali turut menekan sektor pariwisata dan berimbas ke sektor ekonomi lain.
"Pariwisata tertekan, otomatis kinerja ekspor juga tertekan," ucapnya.
Pria yang akrab disapa CIK itu mengatakan pihak terkait perlu melakukan upaya sosialisasi yang masif khususnya menyangkut upaya mitigasi yang dibuat berkelanjutan. Sehingga wisatawan mancanegara yang ada di Bali mendapatkan pemahaman yang lengkap dan jelas menyangkut mitigasi apabila menghadapi situasi alam.
Upaya tersebut merupakan langkah jangka pendek untuk mendorong pariwisata di Bali. Sedangkan langkah jangka panjang, lanjut dia, perlunya pembangunan infrastruktur alternatif misalnya pembangunan jalur kereta yang langsung menghubungkan Denpasar menuju Gilimanuk.
Langkah itu dilakukan untuk mempercepat lalu lintas alternatif baik manusia dan barang apabila bandara di Bali tutup sementara karena erupsi.