Rabu 06 Dec 2017 15:24 WIB

Anak-Anak Dekat Gunung Agung Dapat Tas Siaga

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah pengungsi Gunung Agung berada di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, Selasa (21/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah pengungsi Gunung Agung berada di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Anak-anak, terutama pelajar di desa-desa yang berdekatan dengan zona bahaya Gunung Agung di Kabupaten Karangasem mendapatkan tas siaga. Tas ini berisi sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana, seperti masker, obat tetes mata, senter, air mineral, dan jas hujan.

Tas ini dibagikan oleh pihak sekolah juga petugas-petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali dan kabupaten. Salah satu lokasi pendistribusiannya adalah di SD Negeri 01 Bebandem di Kecamatan Bebandem, Karangasem yang masuk ke dalam zona awas erupsi Gunung Agung.

"Mari bersama mengedukasi masyarakat untuk memahami potensi bahaya, sehingga mereka lebih waspada dan selamat," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra kepada Republika.co.id, Rabu (6/12).

Made Indra mengapresiasi sekolah-sekolah yang turut serta memperhatikan keselamatan siswa dengan menyiagakan masker pelindung. Ini merupakan langkah preventif yang diperlukan mengingat beberapa wilayah di Karangasem terdampak hujan abu akibat aktivitas erupsi Gunung Agung yang masih berlangsung hingga sekarang.

Kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah di kawasan rawan bencana (KRB) membutuhkan penyesuaian. Siswa-siswa diminta menggunakan masker selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru pun melakukan hal sama untuk memberi contoh kepada murid-muridnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengatakan pengadaan masker untuk siswa di sejumlah sekolah dilakukan secara sektoral. Ini untuk menghindari gangguan kesehatan, khususnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). "Masker ini dibagikan untuk sekolah-sekolah di seluruh Karangasem," kata Ngurah Kartika.

Tas siaga ini diadakan dan dibagikan di sekolah. Ngurah Kartika mengatakan ini juga imbauan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Gunung Agung mengalami beberapa kali letusan freatik bulan lalu.

Jumlah terakhir pengungsi Gunung Agung mencapai 63.885 jiwa yang tersebar di 214 titik. Pengungsi di Karangasem merupakan tertinggi, mencapai 37.146 jiwa di 128 titik. Berikutnya pengungsi di Buleleng (10.281 jiwa di sembilan titik), Klungkung (10.143 jiwa di 43 titik), Bangli (921 jiwa di dua titik), Tabanan (674 jiwa di sembilan titik), Denpasar (572 jiwa di empat titik), Gianyar (3.305 jiwa di delapan titik), Badung (531 jiwa di lima titik), dan Jembrana (312 jiwa di 17 titik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement