Selasa 05 Dec 2017 15:15 WIB

Empat Warga Kabupaten Bandung Terjangkit Difteri

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pelajar SD tengah mendapatkan Imunisasi Difteri Tetanus (DT).  (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Seorang pelajar SD tengah mendapatkan Imunisasi Difteri Tetanus (DT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Empat warga yang berada di Kabupaten Bandung terjangkit penyakit Difteri. Saat ini, tiga orang warga sudah dinyatakan sembuh. Sementara satu orang lainnya, warga Nagrek masih di rawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka. "Di kita ada satu orang yang dirawat di RSHS. Sebelumnya ada tiga orang yang sudah sempat terkena Difteri, tapi sudah sembuh," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Achmad Kustidja saat dihubungi via sambungan telepon, Selasa (5/12).

Ia berharap, di Kabupaten Bandung tidak ada yang meninggal akibat penyakit Difteri. Satu orang yang masih dirawat kondisinya relatif tidak parah dan sudah dua hari di rawat. "Warga Nagrek di rawat RSUD dirujuk ke RSHS. Mudah-mudahan tidak ada yang meninggal," ungkapnya.

Menurutnya, jika ditemukan kembali warga yang terkena penyakit Difteri maka pihaknya akan melakukan tindakan ke lapangan memberikan pemeriksaan dan pengobatan. Sementara rujukannya menjadi tanggung jawab pemerintah. "Insya Allah di Kabupaten Bandung cepat ditanggulangi," ungkapnya.

Sementara itu, di Kota Cimahi belum ditemukan warga yang menderita penyakit. "Saat ini, allhamdulilah di Cimahi belum ada. Semoga tidak ada kasus difteri," ujar dr Ars Agustiningsih, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Selasa (5/12).

Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan Kota Cimahi, pada November 2017, kasus Difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus dengan 13 orang di antaranya meninggal dunia.

Menurutnya, Difteri penyakit infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa baik anak-anak maupun orang dewasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement