REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE — Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, rusak akibat bencana banjir yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Data dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara menyebutkan, areal persawahan yang berisi tanaman padi mulai dari tahap persemaian sampai menunggu panen seluas 6.941 hektare di 16 kecamatan terendam banjir. Kemudian, tanaman kacang kedelai seluas 59 hektare dan tanaman jagung seluas 35 hektare terendam air.
Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib di Lhokseumawe, Senin (4/12), mengatakan, sejumlah areal persawahan yang terendam banjir tersebut yang sedang memasuki masa vegetatif ataupun menjelang panen terancam puso. Karena itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara sedang melakukan verifikasi dan juga pendataan terhadap Rusaknya lahan pertanian akibat banjir tersebut.
Ini agar dapat diupayakan berbagai bantuan untuk membantu petani. "Jika ini terancam puso, maka kita sangat berharap adanya bantuan terutama benih dan lain sebagainya kepada petani, dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, sehingga pascabanjir nanti dapat ditanami kembali," kata dia.
Dia melanjutkan begitu juga dengan jenis tanaman pertanian lain seperti jagung, kedelai dan lain sebagainya supaya dapat dibantu oleh pemerintah pusat, karena dampak kerugian masyarakat akibat banjir sangat besar terhadap tanaman pertanian tersebut.
“Sebagian besar masyarakat di Aceh Utara adalah petani dan menggantungkan hidupnya dari pertanian,” kata Muhammad Thaib.