Ahad 03 Dec 2017 03:27 WIB

Penjual Senpi Dokter Helmi Jual Air Soft Gun Sejak 1995

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Israr Itah
Rekontruksi. Polisi melakukan rekontruksi dengan menghadirkan tersangka dr Helmi di tempat kejadian perkara kasus penembakan di Klinik Azzahra Medical Centre Keramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Rekontruksi. Polisi melakukan rekontruksi dengan menghadirkan tersangka dr Helmi di tempat kejadian perkara kasus penembakan di Klinik Azzahra Medical Centre Keramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi berhasil menangkap Sonny (45) yang disebut sebagai sumber yang memasok senjata api (senpi) yang digunakan dokter Helmi untuk membunuh istrinya. Ternyata, Sonny sudah menjual air soft gun sejak 1995. 

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan, Sonny yang juga merupakan seorang dokter itu, menjual senjata sebagai pekerjaan sampingan. "Sejak 1995 dia jual air soft gun. Kalau merakit sejak tiga tahun terakhir," ujar dia saat dikonfirmasi, Sabtu (2/12). 

Sonny menjual senjata melalui situs jual beli online seorang diri. Ia memiliki hobi menembak dan bergabung dalam Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin). Ia menjual senpinya untuk masyarakat umum.

Polisi masih terus mendalami darimana Sonny mendapatkan senjatanya, serta sudah berapa banyak masyarakat yang telah membeli senjata pada Sonny. (Baca: Penjual Senpi ke Dokter Helmi tak Pegang Izin Jual Senjata)

Polisi telah mendalami proses jual beli antara dokter Helmi dan Robby. Robby mengaku mendapatkan senpi dari Sonny dengan harga Rp 10 juta, lalu dijual pada dokter Helmi dengan harga Rp 20 juta.

Setelah menciduk Robby di Banyuwangi, polisi juga menangkap Sonny di wilayah Surabaya. Cara penjualan yang mereka tempuh adalah menawarkan di grup jual beli senjata api di Facebook. Robby dan Helmi merupakan anggota grup tersebut. Selanjutnya, ada komunikasi pribadi antara keduanya.

Setelah sepakat, Helmi mentransfer uang ke rekening bank milik Robby, sejumlah Rp 18 juta. Transaksi dilakukan di tempat dokter Helmi bekerja, yakni di Klinik Medica Center Cawang, Jakarta Timur. Robby berangkat ke Jakarta dibiayai oleh dokter Helmi dengan mentransfer uang sejumlah Rp 2 juta. 

Sebelumnya diberitakan, Helmi menembak istrinya dokter Letty pada (9/11), lantaran hendak dicerai. Letty tidak mau berbicara lagi dengan Helmi yang membuatnya berang. Helmi mendatangi kantor istrinya, menembak enam kali di organ-organ vital tubuh Letty, hingga sang istri tewas di tempat.

Setelah menembak, ia menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya dengan membawa dua senjata yang ia gunakan untuk membunuh istrinya. Dari pengembangan kasus, ia membeli senjata dari seseorang bernama Robby, yang ternyata Robby juga mendapatkan senjata dari Sonny.

Kini, ketiganya telah ditahan dan diperiksa di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan, serta mengikuti proses hukum yang sedang diancamkan pada mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement