REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim banjir akibat siklon tropis cempaka tidak terlalu berdampak pada aktivitas belajar mengajar di sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, dari informasi paling terakhir yang diberikan Dinas Pendidikan hanya ada satu sekolah yang terdampak siklon yaitu satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang terendam.
"(Sekolah) yang lain masih aman. Artinya tidak separah itu," katanya saat rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, di Jakarta, Rabu (29/11).
Ia juga menyebut banjir tidak terlalu memberikan dampak karena sebagian besar sekolah sudah selesai melaksanakan ujian semester ganjil. Jadi, sekolah ini otomatis libur sekolah. "Jadi relatif tidak banyak masalah di lapangan," ujarnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, cuaca ektrem ini telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Data sementara yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.
Pada kesempatan yang sama, Puan menambahkan proses belajar mengajar akibat erupsi Gunung Agung telah dipindah. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sekolah terdekat dari pos pengungsian.