Selasa 04 Mar 2025 19:10 WIB

Jadi Pembicara Forum Tokyo, SBY Soroti Konflik Ukraina dan Gaza

Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menyoroti krisis kepemimpinan global.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden RI Ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Republika/Febryan A
Presiden RI Ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis kepemimpinan global dan mendorong penguatan multilateralisme. Hal itu disampaikannya saat berbicara dalam forum Tokyo Conference 2025 di Tokyo, Jepang pada Selasa (4/3/2025).

SBY menekankan dalam pidato kuncinya, kerja sama internasional diperlukan untuk mengatasi konflik global, perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). "Kita hidup di dunia yang penuh gejolak, di mana kepercayaan terhadap tatanan berbasis aturan semakin goyah," kata SBY.

Baca Juga

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut menyoroti berbagai konflik yang masih berlangsung, seperti di Ukraina, Gaza, Kongo, Sudan, dan Myanmar. Menurut SBY, kondisi itu membuktikan bahwa dunia belum sepenuhnya mencapai perdamaian yang diharapkan sejak berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945.

Selain itu, SBY juga mengkritisi mundurnya beberapa negara besar dari komitmen multilateral, seperti Amerika Serikat yang menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dia menilai, hal itu malah membuat keadaan menjadi tidak lebih baik.

"Ketika satu negara menarik diri, harus ada negara lain yang siap melangkah maju … Dunia sangat membutuhkan kepemimpinan yang berani, berwawasan luas, dan mampu menawarkan solusi, bukan malah memperburuk keadaan," ucap SBY.

Guna memperkuat multilateralisme, SBY mengusulkan beberapa langkah. Di antaranya, mereformasi Dewan Keamanan PBB dengan membatasi hak veto negara-negara anggotanya, meningkatkan operasi perdamaian, serta menjamin pendanaan yang stabil bagi PBB agar tidak mudah dipolitisasi.

Di sisi lain, SBY menekankan, pentingnya kepemimpinan kolektif dalam berbagai isu global. Pasalnya, tidak ada satu negara pun yang mampu menghadapi tantangan global sendirian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement