REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sebanyak 1.709 penumpang maskapai yang terdampak pembatalan penerbangan hingga pukul 18.00 WITA telah diberangkatkan dengan bus menuju kota, terminal, dan pelabuhan terdekat. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali ditutup kedua kalinya berdasarkan Notice to Airmen (Notam) bernomor A4242/17 hingga Rabu (29/11) pukul 07.00 WITA.
"Sebanyak 468 penumpang diantar ke Terminal Mengwi, 1.195 penumpang ke Surabaya, dan 46 penumpang ke Pelabuhan Padangbai," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Selasa (28/11).
Pada penutupan bandara hari pertama, Senin (27/11), pihak bandara telah memberangkatkan 787 penumpang dengan armada bus yang disediakan pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan Perum Damri dan Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Penumpang bus tujuan Surabaya dan Jakarta hanya dikenakan biaya Rp 300 ribu per orang yang langsung dibayarkan ke operator atau maskapai yang bekerja sama dengan Organda. Penumpang dengan tujuan Terminal Mengwi dan Pelabuhan Padangbai diberangkatkan gratis.
Penumpukan calon penumpang, sebut Arie tak bisa dihindari sejak Bandara Ngurah Rai ditutup Senin (27/11). Meski demikian, secara faktual kondisinya berjalan tertib dan kondusif.
Pengembalian tiket (refund), penggantian jadwal penerbangan (reschedule), dan akses informasi dilayani di chek in counter. Pelayanan penumpang domestik dilakukan di Terminal Domestik, sedangkan penumpang internasional di Terminal Intenasional lantai satu dan dua.
Khusus penumpang asing yang izin tinggalnya sudah habis, Arie mengatakan pihak imigrasi memberikan kemudahan perpanjangan izin tinggal emergency selama 14 hari. Ini bisa diperpanjang di Kantor Imigrasi Kelas I Ngurah Rai.
Konsulat jenderal dari 11 negara juga siaga di pusat informasi bandara. Kesebelas negara tersebut adalah Korea Selatan, Cina, Australia, Polandia, Jerman, Austria, Swiss, Italia, Inggris, Singapura, dan India.
Otoritas terus memantau kondisi bandara secara berkala per enam jam, termasuk kegiatan deteksi abu vulkanis (paper test). Sejauh ini, kata Arie semburan abu vulkanis yang dihasilkan Gunung Agung sudah mencapai ketinggian 25 ribu kaki. "Ini tak memungkinkan pesawat bisa datang ke Bali atau berangkat dari Bali. Arah angin juga cenderung dari timur laut menuju ke selatan dan barat daya, termasuk bandara," kata Arie.