Senin 27 Nov 2017 17:25 WIB

Penumpang Bandara Ngurah Rai Beralih ke Pelabuhan Gilimanuk

Penutupan Bandara Ngurah Rai. Penumpang melakukan laporan pemberangkatan usai penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (27/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Penutupan Bandara Ngurah Rai. Penumpang melakukan laporan pemberangkatan usai penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA, BALI -- Penumpang yang hendak bepergian dari Bandara Ngurah Rai, Bali, beralih ke Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Senin (27/11) sore, karena bandara ditutup setelah Gunung Agung meletus.

"Kami memang sudah memprediksi, limpahan penumpang dari Bandara Ngurah Rai akan memasuki Pelabuhan Gilimanuk sore hari ini. Mereka rata-rata menggunakan bus, kendaraan travel maupun mobil pribadi," kata Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono, saat dihubungi di Bali, Senin sore.

Ia mengatakan penumpang yang gagal diterbangkan dari Bandara Ngurah Rai tersebut rata-rata hendak menuju ke Bandara Juanda, Surabaya, dengan berbagai kendaraan angkutan darat.

Heru mengatakan menerima informasi bahwa 100 bus disiapkan untuk mengangkut penumpang dari Bandara Ngurah Rai menuju Pelabuhan Gilimanuk bagi yang ingin ke Pulau Jawa dan Pelabuhan Padang Bai bagi penumpang tujuan Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. "Mungkin berangkatnya tidak bersamaan, sehingga yang masuk pelabuhan juga bertahap. Kami sudah siap untuk mengangkut mereka, termasuk jika dibutuhkan seluruh kapal akan dioperasikan," katanya.

Menurutnya, sebanyak 52 kapal siap untuk menyeberangkan penumpang lewat Selat Bali, bertambah dari kondisi normal yang hanya dioperasikan 32 unit.

Untuk menuju ke Surabaya Provinsi Jawa Timur, mereka tidak hanya menggunakan angkutan umum langsung dari Bali ke Jawa, tapi ada juga yang memilih turun dari Pelabuhan Gilimanuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta api dari Stasiun Banyuwangi Baru Kabupaten Banyuwangi. "Sehingga tidak hanya loket untuk kendaraan yang padat, tapi juga terjadi lonjakan penumpang kapal di loket khusus pejalan kaki," katanya.

Karena kebanyakan adalah wisatawan, menurutnya, penumpang yang masuk ke Pelabuhan Gilimanuk juga ada wisatawan asing.

Selain berusaha maksimal mengangkut penumpang, ia mengatakan pihaknya juga membuka posko tanggap darurat letusan Gunung Agung, yaitu menyediakan tempat bagi penumpang yang ingin istirahat. "Kami gunakan ruang VIP Pelabuhan Gilimanuk sebagai tempat istirahat bagi penumpang. Selain luas, ruangan itu juga dilengkapi pendingin udara," katanya.

Bahkan saat ruang tersebut tidak mampu menampung penumpang, menurutnya, ruang VVIP juga akan digunakan untuk posko dengan fungsi sama. Posko tanggap darurat letusan Gunung Agung di Pelabuhan Gilimanuk tersebut juga dilengkapi dengan pelayanan kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement