REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan belum semua warga yang berada di zona bahaya Gunung Agung, Karangasem, Bali mengungsi. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sulitnya upaya untuk mengungsikan warga karena persoalan hewan ternak.
"Memang alasan yang membuat banyaknya warga yang belum diungsikan karena hewan ternak yang juga belum dievakuasi. Alasan lain karena memang sebagian dari mereka masih merasa berada di wilayah yang terhitung aman," kata Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Senin (27/11).
Dia mengatakan jika ternak peliharaan warga juga diungsikan, maka pemilik juga akan langsung ikut. Untuk itu, Sutopo menilai saat ini selain warga namun juga hewan ternak menjadi salah satu prioritas karena ada ribuan sapi, babi, dan kambing yang belum dipindahkan.
Menurut data yang ia miliki saat ini, baru sekitar 8.543 ekor ternak yang berhasil diungsikan. "Pada radius zona tidak aman saat ini yaitu 10 kilometer, target sebanyak 14 ribu ekor ternak yang harus diungsikan dari daerah terdampak," ungkap Sutopo.
Untuk itu hingga saat ini masih ada 5.457 ekor hewan ternak lagi yang masih harus diungsikan sehingga memudahkan warga berpindah ke daerah yang lebih aman. Sutopo memastikan sebanyak 43 titik disediakan sebagai tempat penampungan ternak.
Terkait evakuasi ternak, Sutopo mengatakan tim juga menyediakan stok pakan ternak dengan tital 234 ton. "Konsetrat pakan ternak yang sudah disistribusikan 31.50 ton dan yang masih sisa di gudang sebanyak 202,5 ton. Pelayanan kesehatan hewan hingga penyediaan armada atau truk evakuasi hewan juga disedikan.
Terdapat 22 desa yang terdampak dari erupsi Gunung Agung saat ini. Sebanyak 22 desa yang terdampak yaitu Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menaga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana, dan Sebudi.