REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro memastikan warga terdampak pembangunan rel perlintasan kereta bandara akan mendapatkan kompensasi. Ia sepakat dengan Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo yang mengusulkan agar warga terdampak proyek pembangunan rel kereta yang menghubungkan Stasiun Solo Balapan dan Bandara Adi Soemarmo tak direlokasi ke Rumah Susun (Rusun).
Melainkan dicarikan tempat baru untuk pendirian pemukiman warga yang terdampak proyek tersebut. "Kita punya pemikiran itu, jadi harus dicarikan solusi bagaimana masyafakat yang direlokasi itu dikemudian hari punya tempat tinggal," tutur Edi usai menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Sebelas Maret pada Senin (27/11).
Saat ini tetcatat ada sekitar 594 pemukiman warga yakni di Kelurahan Nusukan, Kelurahan Gilingan, dan Kelurahan Kadipiro yang terdampak proyek tersebut. Di samping menyiapkan fisik kereta bandara, menurut Edi KAI terus melakukan sosialisasi untuk pembebasan lahan. KAI pun siap menanggung ongkos memberikan ganti rugi bagi warga yang lahannya terdampak proyek.
Edi menjelaskan setelah proyek pembangunan kereta bandara pengubung Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo selesai dikerjakan, pihaknya akan melanjutkan dengan penyambungan jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Jogja ke Bandara Adi Soemarmo.
"Nanti pasti disambung, karena pada akhirnya harus elektrifikasi dan itu yang paling efisien, tapi perlahan. Jadi kalau kereta bandara sudah masuk, KRL Jogja-Solo juga disambung ke Bandara," katanya.
Badan Pertanahan Nasional Kota Solo saat ini masih melakukan pengukuran terhadap lahan warga yang terdampk. Pemerintah Kota Solo menargetkan pembebasan lahan warga selesai bulan ini. Sebab kerta penghubung Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo dicanangkan sudah mulai beroperasi tahun depan.