Senin 27 Nov 2017 04:04 WIB

KPAI: Lemahnya Pengawasan Sebabkan Perkelahian Pelajar

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Tawuran pelajar di Jakarta
Foto: JAK TV
Tawuran pelajar di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, lemahnya pengawasan baik oleh orang tua, pengajar di sekolah, maupun masyarakat menyebabkan seringnya terjadi perkelahian antarpelajar. Menurut dia, perkelahian antarpelajar biasanya terjadi di luar sekolah serta di luar jam pelajaran sehingga membutuhkan pengawasan orang tua dan masyarakat sekitar.

"Peristiwa tarung gladiator ini terjadi karena lemahnya pengawasan orang dewasa, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat," kata Retno saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (26/11).

Retno mengatakan, orang tua seharusnya memiliki kepekaan terhadap anak-anak mereka jika akan merencanakan perkelahian maupun tawuran. Sebab, perkelahian antarsiswa, lanjut dia, biasanya telah direncanakan terlebih dahulu.

"Biasanya (tawuran) direncanakan jauh hari, pasti ada perubahan perilaku anaknya," tambahnya.

Selain itu, masyarakat juga dimintanya untuk berperan turut membubarkan aksi tawuran maupun perkelahian pelajar. Biasanya, perkelahian terjadi di tempat umum yang melibatkan beberapa pelajar.

Sehingga, diharapkan masyarakat peka dan dapat segera menghubungi aparat hukum untuk mencegah terjadi perkelahian. "Jangan cuek terhadap fenomena seperti ini," ucap Retno.

Lebih lanjut, menurut dia, perkelahian antarsiswa juga dapat melibatkan siswa senior ataupun alumni. Karena itu, guru di sekolah pun seharusnya juga memiliki kepekaan terhadap para anak didiknya yang memiliki potensi untuk berkelahi.

"Keterlibatan siswa senior dan alumni sangat mungkin dalam skenario tarung gladiator seperti ini," katanya.

Menurut Retno, KPAI pun merasa prihatin terhadap kasus perkelahian antarsiswa yang kembali terjadi dan menyebabkan adanya korban jiwa akhir-akhir ini. "Meninggal sia-sia anak-anak kita," ujar dia.

Perkelahian antarpelajar kerap kali terjadi bahkan memakan korban jiwa. Terakhir, perkelahian antarpelajar terjadi antara siswa SMP di Rumpin, Kabupaten Bogor. Akibatnya salah satu korban tewas karena sabetan celurit. Sedangkan di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat juga terjadi perkelahian antarsiswa SD yang juga menyebabkan satu anak meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement