Jumat 24 Nov 2017 14:56 WIB

Pengungsi Gunung Agung Bentuk Kelompok Relawan Mandiri

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengungsi Gunung Agung. ILustrasi
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Pengungsi Gunung Agung. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengungsi Gunung Agung yang tergabung dalam kawasan rawan bencana (KRB) I, II, dan III membentuk Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung. Pasemetonan ini dipimpin 28 perbekel dari 28 desa terdampak potensi letusan Gunung Agung.

"Tingkat kesiapsiagaan masyarakat sekarang makin meningkat," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Dewa Made Indra dijumpai di Denpasar, Jumat (24/11).

Kelompok pasemetonan ini memiliki pengurus diketuai I Gede Pawana (Perbekel Duda Timur, Kecamatan Selat). Pengurus lainnya adalah Wakil Ketua I Wayan Potag (Perbekel Ban, Kecamatan Kubu), Sekretaris I Wayan Suara (Perbekel Amerta Bhuana, Kecamatan Selat), dan Bendahara I Wayan Waskita (Perbekel Jungutan, Kecamatan Bebandem).

Masing-masing desa dibentuk kelompok relawan beranggotakan masyarakat setempat. Masing-masing desa saat ini sudah melakukan simulasi untuk latihan evakuasi letusan Gunung Agung.

Made Indra mengatakan jika suatu hari ada arahan melakukan evakuasi, maka masyarakat di daerah terdampak akan dipimpin dan diarahkan relawan. Mereka bergerak mengikuti arahan untuk menuju lokasi evakuasi dan jalur evakuasi yang sudah ditetapkan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem, I Gede Adnya Mulyadi mengaku optimistis kinerja Pasebaya Gunung Agung sangat mendukung kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Mereka adalah garda terdepan meyakinkan masyarakat jika warga harus mengungsi," kata Mulyadi.

Berdasarkan peta rawan bencana, 28 desa yang berada di daerah terdampak erupsi Gunung Agung tersebar di enam kecamatan. Mereka adalah Kecamatan Kubu (Desa Tulamben, Kubu, Dukuh, Baturinggit, Sukadana, Ban, dan Tianyar), Kecamatan Abang (Desa Pidpid bagian atas, Nawakerti, Kesimpar, Datah, dan Ababi bagian atas), Kecamatan Karangasem (Kelurahan Subagan selain Desa Adat Jasri, Kelurahan Padang Kerta kecuali Desa Adat Peladung dan Desa Adat Temaga, dan Kelurahan Karangasem yang berdekatan dan dialiri dengan Tukad Janga), Kecamatan Bebandem (Desa Buana Giri, Budekeling dekat Sungai Embah Api, Bebandem bagian atas, Desa Jungutan, dan Desa Bungaya Kangin), Kecamatan Rendang (Desa Besakih, Desa Pempatan bagian atas, serta Desa Menanga bagian atas seperti pemuteran dan sekitar), dan Kecamatan Selat (Desa Duda Utara, Desa Amerta Bhuana, Desa Sebudi, Desa Peringsari bagian atas seperti Lusuh dan Padang Aji, serta Desa Muncan bagian atas seperti Pejeng dan berapa banjar di daerah sekitarnya).

Jumlah pengungsi Gunung Agung terus berkurang pascaletusan freatik Selasa (21/11). Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Bali mencatat penurunan jumlah pengungsi dari 25.997 jiwa yang tersebar di 229 titik pengungsian menjadi 25.285 jiwa yang tersebar di 223 titik.

Jumlah pengungsi di Karangasem mencapai 11.137 jiwa di 89 titik pengungsian. Berikutnya adalah pengungsi di Buleleng (3.782 jiwa di sembilan titik), Klungkung (3.003 jiwa di 32 titik), Bangli (124 jiwa di satu titik), Tabanan (766 jiwa di tujuh titik), Denpasar (1.472 jiwa di 35 titik), Gianyar (3.822 jiwa di delapan titik), Badung (549 jiwa di lima titik), dan Jembrana (630 jiwa di 37 titik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement