Rabu 22 Nov 2017 20:10 WIB

Sukabumi akan Tetapkan Status Siaga Bencana di Akhir Tahun

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Winda Destiana Putri
bencana alam
Foto: .
bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi baru berencana menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor. Rencananya, penetapan status ini baru akan dilakukan pada Desember 2017 mendatang.

"Penetapan status siaga bencana di Sukabumi baru menyusun draf," ujar Kepala Unsur Pelaksana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Asep Suhendrawan kepada wartawan Rabu (22/11). Ia menerangkan penetapan status siaga bencana harus dilihat berdasarkan situasi dan kondisi di wilayah masing-masing terutama mengenai potensi kebencanaan.

Menurut Asep, berdasarkan perakiraan cuaca musim hujan akan berlangsung dari Nopember 2017 hingga Mei 2018 mendatang. Khusus di Kota Sukabumi terang dia intensitas hujan masih ringan dan tidak setinggi daerah lain yang telah menetapkan status siaga bencana.

Penentuan status juga kata Asep disesuaikan dengan jumlah kejadian bencana di daerah. Dari pantauannya kejadian bencana dalam kurun waktu Nopember masih bisa ditangani. Pasalnya jenis bencana tidak besar seperti pohon yang rawan tumbang dan bencana ringan lainnya. 

"Jika melihat prakiraan cuaca puncak musim huja Maret, maka pada Desember harus mulai diantisipasi," terang Asep. Sehingga kata dia kini petugas tengah menyiapkan draf untuk penetapan status. Selain itu menyiapkan kelengkapan adiministrasi terkait jumlah kejadian dan prakiraan cuaca dari BMKG yang nantinya diserahkan kepada pimpinan daerah.

Di sisi lain, kasus bencana alam di Kota Sukabumi di sepanjang Januari hingga Oktober 2017 tercatat sebanyak 123 kali peristiwa. Dari ratusan kasus tersebut yang paling mendominasi adalah tanah longsor.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami menerangkan, jenis bencana yang terjadi mulai dari kebakaran, banjir bandang, tanah longsor, angin topan, gempa bumi, dan cuaca ekstrem. Rinciannya ujar dia bencana tanah longsor sebanyak 39 kasus, cuaca ekstrem sebanyak 26 kasus, kebakaran sebanyak 19 kasus, gempa bumi sebanyak 18 kasus. 

Selain itu bencana banjir bandang sebanyak 17 kasus dan angin topan sebanyak empat kasus. Zulkarnain mengungkapkan, kasus bencana alam tersebar di tujuh kecamatan. 

Di mana ungkap dia kejadian bencana terbanyak terdapat di Kecamatan Cikole yakni 35 kali peristiwa bencana. Di wilayah tersebut terjadi 14 kali longsor, sebelas kasus kebakaran, lima kasus banjir, empat kasus cuaca ekstrem, dan satu kasus angin topan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement