REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Survey Indonesia (LSI), Denny Januar Ali mengungkapkan terpilihnya Idrus Marham sebagai pelaksana tugas (plt) Ketua Umum Partai Golkar menjadi tantangan tersendiri bagi Idrus Marham untuk kembali mengangkat kejayaan Partai Golkar. Denny menilai, ada tiga kekuatan Idrus yang tidak dimiliki politisi lain.
Pertama, dia mengatakan, Idrus menunjukkan jejak sebagai politisi yang sangat berdedikasi dan berani berkorban untuk pimpinan dan tata tertib partainya. "Ketika ia menjadi Sekjen Aburizal Bakrie (ARB), ia tolak untuk maju menjadi calon legislatif. Ia ingin total berikan waktu untuk tugas sekjen menyukseskan ARB dan Golkar," tulisnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/11) malam.
Tidak hanya itu, ketika ARB goyah pascakalah dalam pertarungan Pilpres 2014, dan Golkar terpecah, Idrus termasuk yang lantang berdiri di samping ARB. Hal itu juga ia tunjukan ketika menjadi sekjen Setya Novanto. "Kala itu banyak tokoh pro Setnov balik badan, Idrus setia menemani dan tidak menghianati Setnov hingga detik-detik terakhir Setnov menjadi tawanan KPK," katanya.
Kedua, Idrus adalah tipe politisi yang disebut coalition builder. Berbeda dengan partai lain yang tersentral pada satu figur besar. Menurutnya, Golkar terfragmentasi kepada 'aneka kubu dan kepala sukunya masing masing'. "Idrus tekun dan rajin mendatangi aneka faksi dan para senior, mendengarkan saran. Dari aneka kunjungan itu, ia sekaligus melobi mencari titik kompromi yang paling optimal untuk elite settlement," ungkapnya.
Ketiga, Idrus adalah seorang yang visioner dan konseptual. Denny melihat sosok Idrus sebagai seseorang yang juga punya insting ketajaman ahli strategi untuk membaca keadaan dan mencari solusi. "Namun ia juga politisi yang sudah kenyang dicuci di jalan, menapak dari bawah, harus mengambil keputusan cepat agar survive dan tumbuh," jelas Denny.
Denny berharap Idrus bisa membawa warna baru di partai pohon beringin tersebut. "Ini momen yang tak datang dua kali. Buatlah legacy. Apa yang baik buat Indonesia, baik untuk Golkar. Apa yang baik untuk Golkar, baik pula untuk PLT ketumnya," pesannya.