Selasa 21 Nov 2017 07:14 WIB

Setelah Setya Novanto, Siapa Lagi?

 Aksi Mahasiswa Ciduk Setnov. Mahasiswa dari Aliansi UI Beraksi menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/10).
Foto:
Poster aksi mahasiswa menuntut 'Ciduk Setnov'. (ilustrasi)

Stop ngebully Setnov! Sebelum tertangkap, Setnov memang musuh dan buronan KPK. Tapi tidak sekarang. Setnov mesti dijaga, karena di dalam mulut Setnov ada puluhan nama yang tidak boleh menguap, termasuk para mantan anggota DPR yang jika terbukti harus diseret.

Jaksa KPK sudah sebut nama-nama itu, diantaranya ada Ganjar Pranowo, Yosanna Laoly, Gamawan Fauzi, Ignatius Mulyono, Marzuki Ali, Teguh Djuwarno, Jafar Hafsah, Ade Komarudin, dan puluhan lainnya, lengkap dengan jumlah uang yang diterima. Ini adalah deretan nama-nama beken. Semua anak negeri kenal nama-nama ini. Apakah mereka terlibat? Jangan buru-buru menyimpulkan, nanti kena delik aduan. Kita tunggu saja nyanyian merdu Setnov.

Selain nama-nama beken itu, ada 37 mantan anggota komisi II yang "diduga" menerima dana. Jumlah akumulasinya 556.000 dollar AS. Sungguh angka yang fantastis. Masing-masing mendapat uang berkisar 13.000 hingga 18.000 dollar AS. Apakah 37 anggota komisi II ini bisa jadi tersangka? Lagi-lagi, celoteh Setnov ditunggu rakyat untuk bersih-bersih negeri ini.

Prinsip "Praduga Tak Bersalah" harus betul-betul dihormati, asal tidak selalu berhenti pada "praduga" dan berakhir dengan keputusan "tak bersalah".

Ketika Nazaruddin sangat merdu menyanyikan lagu berjudul "Hambalang", maka suara Setnov pun tidak kalah merdunya jika ia mau menyanyikan lagu berjudul "E-KTP". Lagu berjudul E-KTP sangat cocok dengan karakter suara Setnov. Jika diadakan acara "corruption Idol",  Nazarudin adalah juara perdananya. Setnov bisa dinominasikan sebagai juara "Corruption Idol" berikutnya, meski sempat diragukan oleh Nazaruddin. Apalagi jika nyanyian Setnov bisa membongkar skenario pilpres sebagaimana rumor yang beredar selama ini, pasti akan dapat point "sms" lebih banyak dari Nazaruddin. Sebab, Nazaruddin tidak pernah punya nyali untuk bernyanyi di istana kepresidenan. Nyanyian Setnov di istana, jika berani dilakukan, pasti lebih dasyat.

Jangan seperti Anas Urbaningrum. Suara Anas terlalu lembut, dan nyaris tak terdengar. Suara Anas tidak cocok dengan microfon senayan dan istana. Rakyat berharap suara Setnov lebih keras dari Anas dan Nazaruddin.

Rakyat mesti mendorong Setnov bisa mengadakan konser di senayan, gedung-gedung kementerian dan istana. Tempat-tempat itu cocok buat Setnov bernyanyi. Media pun akan lebih tertarik untuk meliputnya.

Rakyat perlu dukung Setnov. Jangan sampai ia bernasib seperti Sutan Batugana dan mantan ketua KPU, dikubur sebelum tugasnya dituntaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement