Senin 20 Nov 2017 17:38 WIB

Setya Novanto For President?

Ditahan. Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan keterangan  di gedung KPK, Jakarta Selatan, mengenkan rompi tahanan, Senin (20/11).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Ketua DPR Setya Novanto berada Kabupaten Probolinggo untuk menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Al Jailani, Ahad (22/10).

Setnov jelas berbeda dengan Trump. Walaupun  pernah bertemu Trump dan hadir dalam salah satu kampanyenya, Setnov orangnya santun. Banyak senyum, dan tidak pernah bicara menyakiti orang lain. Setnov juga tidak pernah terdengar bertindak kasar, apalagi melakukan pelecehan seksual.

Perjalanan hidupnya juga sangat dramatis dan layak dibukukan. Pada masa mudanya Setnov pernah menjadi tukang cuci mobil dan sopir, hingga kini menjadi orang yang kaya raya, memimpin partai besar, dan menjadi pejabat tinggi negara. From zero to hero. Yang perlu dijaga jangan sampai situasi Setnov menjadi from zero to hero,  back to zero.

Bagi jagoan branding situasi dan kondisi Setnov ini gampang sekali di-switch.

 Meminjam tagline sebuah produk iklan “Ingat tiang listrik, ingat Setya Novanto,” tinggal diubah menjadi “Ingat Setya Novanto, ingat presiden.”  Kebetulan pula Setnov kan sangat dekat sekali dengan Presiden Jokowi, atau setidaknya sangat dekat dengan Luhut Binsar Panjaitan tangan kanan presiden.

Kedua, Setnov dalam waktu singkat berhasil menyatukan dan menjebatani jurang pemisah  antara kelompok-kelompok yang bertentangan di masyarakat. Pasca Pilkada DKI masyarakat kita terbelah antara Ahoker dan penentang Ahok, dan sekarang antara Jokower dan para penentangnya. Perbedaan tersebut sangat dalam  dan mengarah menjadi bangsa yang terbelah (a divided nation). Menghadapi kasus Setnov,  semuanya bersatu.

Prestasi Setnov ini tidak pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh lain, termasuk Presiden Jokowi. Setnov berhasil menjadi solidarity maker, dan membuat masyarakat bersatu melupakan perbedaan diantara mereka. Bersatu dalam lucu.

Tak ada lagi meme saling serang antara kedua kubu. Yang terjadi dua kubu yang berseberangan tersebut bersama-sama, bahkan saling berlomba untuk membuat meme, joke, dan cerita-cerita paling lucu seputar Setnov.

Kecelakaan yang dialami Setnov membuat dua kubu yang berseteru ini,  tanpa dikomando langsung melakukan gencatan senjata.

 Tidak perlu dana besar, apalagi menghabiskan anggaran pemerintah seperti kampanye “Saya Indonesia, Saya Pancasila,”  yang digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif dan dibintangi oleh Jokowi beberapa waktu lalu.

Ketiga, Setnov berhasil menyebarkan kegembiraan secara merata ke tengah masyarakat Indonesia. Dalam dua hari terakhir mood public berubah menjadi sangat bagus. Banyak orang yang tersenyum-senyum, tertawa, bahkan terbahak-bahak sambil  memelototi gadgetnya.

Setnov berhasil membuat publik melupakan berbagai problem kehidupan sehari-hari, kenaikan harga dan pelemahan daya beli. Dia tidak perlu meminta bantuan profesor untuk membuat justifikasi, bahwa lesunya pasar dan pelemahan daya beli, karena adanya shifting pola belanja publik dari on store ke online.

Orang memang banyak yang tersenyum ketika mendapat kiriman video Presiden Jokowi sedang pidato atau diwawancarai dalam bahasa Inggris, atau ketika Presiden Jokowi melakukan tebak-tebakan nama lima jenis ikan. Tapi tawa mereka tidak selebar ketika membaca joke, atau mendapat kiriman meme dan video tentang Setnov.

Keempat, barangkali ini salah satu yang tidak banyak dimiliki oleh pemimpin kita, cara berpikir Setnov sangat out of the box. Tidak banyak orang yang punya kemampuan seperti Setnov bisa menghindar dari KPK  dengan dua kali masuk rumah sakit. Kalau cuma sekali, banyak dilakukan oleh politisi lain.

Cara berpikir out of the box model Setnov ini sangat penting  bagi para pemimpin negara. Mengelola negara memang tidak bisa hanya dengan cara konvensional dan business as usual. Diperlukan kreativitas, terobosan, inovasi.

 Jangan seperti rezim saat ini yang mencoba mengatasi defisit  anggaran negara dengan cara memajaki semua aspek kehidupan rakyat, termasuk pajak ketika ada pasangan yang bercerai.

Cara berpikir seperti itu sangat sederhana, tidak kreatif dan inovatif, bahkan primitif.  Dalam soal ini Setnov jauh lebih unggul beberapa ribu langkah.

Kelima, Setnov adalah Ketua Umum Partai Golkar  salah satu partai terbesar di Indonesia. Pada Pileg 2014 Golkar  memperoleh sebanyak 14.75 persen suara nasional. Untuk memenuhi syarat Presidential Threshold 20 persen, tinggal menggandeng satu partai mitra koalisi. Setnov juga Ketua DPR salah satu lembaga tinggi negara. Jadi dari sisi kelayakan, Setnov sudah sangat layak. Tinggal naik kelas sedikit.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement