Ahad 19 Nov 2017 15:56 WIB

Polisi: Seluruh Korban Penyanderaan KKB Sudah Mau Dievakuasi

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11).
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Papua mengakui adanya penolakan dari warga asli Papua di wilayah penyanderaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat dilakukan evakuasi oleh TNI dan Polri sejak Jumat (17/11). Namun, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, saat ini semua korban sandera sudah mau dievakuasi.

"Pada awalnya pas Jumat warga asli sempat menolak, terus kemarin berubah lagi kemarin mau dievakuasi, minta dievakuasi," ujar Kamal pada Republika.co.id, Ahad (19/11).

Kamal menjelaskan 344 warga yang telah dievakuasi merupakan warga pendatang. Sedangkan sekitar seribu warga yang sempat menolak dievakuasi merupakan warga asli. Namun, setelah dilakukan pembicaraan melalui tokoh masyarakat dan keagamaan, mereka pun mau dievakuasi. Kendati demikian, aparat juga masih melakukan pembicaraan dengan tempat kota target evakuasi.

"Jadi kemarin (Sabtu) mau di evakuasi, cuma di kota, tidak ada fasilitas memadai, sedangkan ada yang warga asli disitu, makanya rencananya kita komunikasi dulu melalui tokoh agama tokoh masyarakat dievakuasi atau tidak," kata Kamal menjelaskan..

Sejak Jumat (17/11) pukul 15.00 WIT sore, jumlah warga sipil yang berhasil dievakuasi aparat adalah 344 orang. Warga tersebut berasal dari Desa Kimbeli dengan rincian laki-laki sebanyak 104 orang, perempuan 32 orang dan anak - anak 14 orang.

Sedangkan yang dievakuasi dari sekitar longsoran terdiri dari laki-laki sebanyak 153 orang dimana hanya satu di antaranya merupakan penduduk asli. Sedangkan sisanya perempuan berjumlah 31 dan anak-anak 10 orang yang terdiri dari delapan anak papua dan dua bayi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement