Sabtu 18 Nov 2017 12:08 WIB

Golkar Akui Novanto Didukung Petinggi Negara

Rep: ali mansyur/ Red: Budi Raharjo
Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena (baju kuning)
Foto: Ali Mansyur
Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena (baju kuning)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mengakui terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar pada Munaslub 2016 tidak lepas dari kehendak para petinggi negara. Bahkan dia tidak membantah kemenangan Novanto di Munaslub beberapa waktu lalu tersebut adalah kehendak dari Presiden Joko Widodo.

Pernyataan itu disampaikan saat dia menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema "Dramaturgi Setya Novanto" di Cikini. Karena itulah Novanto sempat meminta perlindungan Presiden Joko Widodo. "Perlu diingat bahwa Setya Novanto menjadi Ketua Umum adalah kehendak banyak orang, termasuk petinggi negeri ini," tegas Melki, di Cikini, Jakarta, Sabtu (18/11).

Menurutnya, salah satu alasan kuat Novanto mendapat dukungan kuat dari mayoritas kader partai dan juga petinggi negara adalah menstabillkan kondisi politik negara. Salah satu upanya adalah melakukan manuver politik dengan berpindah dukungan dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke koalisi pemerintah.

"Saya kira itu (meminta perlindungan kepada presiden) karena dia merasa anggota DPR RI, yang merasa hak hukumnya tidak difasilitasi dengan baik, ada perlakuan berbeda yang diterimanya," tambahnya.

Kemudian dalam kasus mega korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik, Melki menyatakan sepertinya Novanto dijadikan sebagai target operasi kasus besar tersebut. Tidak hanya itu, kata Melki, suara Golkar pada Pilpres 2019 juga dibidik. "Tapi di internal kami tetap solid meski kami harus mengakui ada wacana yang muncul soal Munaslub," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement