Jumat 10 Nov 2017 17:39 WIB

Tolak Reklamasi, IMM: Luhut Jangan Hanya Gunakan Kacamata Kapitalis

Rep: Muhyiddin/ Red: Budi Raharjo
Aksi Tolak Reklamasi IMM. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menaiki bis untuk keberangkatan aksi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat(10/11). Pada aksi tersebut, para mahasiswa menyuarakan penolakan terhadap proyek reklamasi teluk Jakarta yang dinilai merugikan masyarakat kecil
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Aksi Tolak Reklamasi IMM. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menaiki bis untuk keberangkatan aksi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat(10/11). Pada aksi tersebut, para mahasiswa menyuarakan penolakan terhadap proyek reklamasi teluk Jakarta yang dinilai merugikan masyarakat kecil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ratusan mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi tolak reklamasi di depan Kantor Menko Kemaritiman, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/11). Sekretaris DPP IMM bidang Lingkungan Hidup, Aris Munandar mengatakan, pemerintah menawarkan produk kebijakan yang sangat konyol, yaitu menggusur masyarakat pesisir demi memenuhi syahwat kapitalis seolah reklamasi adalah solusi.

Menurut dia, melalui forum internasional maupun di hadapan awak media, Presiden Jokowi sangat kencang menggembar-gemborkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Namun disaat yang bersamaan juga, kata dia, justru Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan paling terdepan juga mendukung reklamasi.

"Akrobat kedua jawara istana ini pun membuat publik semakin bingung dan menuai sejuta pertanyaan, apakah benar ada matahari kembar? Kok bisa ya menteri melampaui kewenangan Presiden," ujarnya kepada Republika.co.id di lokasi.

Selain itu, IMM juga mengkritik Luhut yang selama ini dianggap hanya menggunakan sudut pandang ekonomi kapitalis dalam melaksanakan kebijakan reklamasi di Teluk Jakarta. "Kami IMM mengkritik Bapak Luhut jangan hanya menggunakan kacamata ekonomi kapitalis kemudian mengabaikan aspek kemanusiaan dan lingkungan hidup, karena biang pencemaran lingkungan adalah musuh bersama yang harus di perangi," ucapnya.

Ia menuturkan, dalam pasal 34 UUD 1945 menyerukan agar fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara. Namun, menurut dia, Luhut justru menyebabkan nelayan menjadi terlantar. Oleh karena itu, DPP IMM sangat tegas menolak sejumlah reklamasi di Indonesia, utamanya di teluk Jakarta, karena reklamasi dianggap bukan solusi yang tepat untuk Indonesia.

"Dan kami IMM juga mendesak presiden Jokowi agar mencopot Menko maritim karena memberikan ijin reklamasi berarti tidak Pancasilais karena berbuat ketidakadilan sosial," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement