Kamis 09 Nov 2017 18:52 WIB

Penetapan Pahlawan Maulana Syekh Disambut Bendera Raksasa

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Ahli Waris Hj Siti Rauhun didampingi Hj Siti Raehanun, dan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi saat menerima gelar pahlawan nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/11). TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjadi pahlawan nasional pertama yang berasal dari NTB.
Foto: Humas Pemprov NTB
Ahli Waris Hj Siti Rauhun didampingi Hj Siti Raehanun, dan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi saat menerima gelar pahlawan nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/11). TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjadi pahlawan nasional pertama yang berasal dari NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penetapan gelar pahlawan nasional kepada Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Majid atau Maulana Syekh mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Kamis (9/11) siang, masyarakat dan sejumlah organisasi massa berkumpul di Kompleks Islamic Center NTB untuk mengibarkan bendera merah putih berukuran 14 x 7 meter di bangunan minaret Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB setinggi 99 meter.

Sekretaris Hamzanwadi Institute Muhamma Nasib Ikhroman mengatakan, pengibaran bendera raksasa di Islamic Center NTB merupakan bentuk kesyukuran masyarakat NTB atas penetapan putra NTB sebagai pahlawan nasional.

"Ini menyambut dan ungkapan syukur atas penetapan guru besar kita, TGKH Zainuddin Abdul Madjid sebagai pahlawan nasional yang baru saja diserahkan kepada ahli warisnya di Jakarta oleh Presiden Jokowi," ujar Ikhroman di Islamic Center NTB, Kamis (9/11).

Ikhroman menambahkan, pengibaran bendera juga menjadi pengingat akan kiprah perjuangan dan jasa Maulana Syekh yang mengajarkan perjuangan keagamaan dan perjuangan harus berjalan bersama dalam satu tarikan nafas.

"Berjuang untuk agama berarti berjuang untuk negara, dan berjuang untuk negara bererti berjuang untuk agama," kata Ikhroman.

Ikhroman melanjutkan, nama organisasi Nahdlathul Wathan (NW) yang didirikan Maulana Syekh juga memiliki arti kebangkitan bangsa, yang mengacu pada semangat kebangkitan bangsa yang pada saat itu masih dalam penjajahan Belanda.

Menurut Ikhroman, penetapan Maulana Syekh sebagai pahlawan nasional memiliki arti sangat strategis bagi masyarakat dan pembangunan di NTB. Pasalnya, Maulana Syekh merupakan satu-satunya pahlawan nasional dari NTB, dan diharapkan menjadi pondasi bagi persatuan masyarakat NTB.

Selain pengibaran bendera itu, Hamzanwadi Institute juga menggelar pameran poster TGKH Muhammad Zainuddin Majid di sepanjang salasar Islamic Center dan acara hiziban akbar selama tujuh hari ke depan.

Ikhroman menyampaikan, usulan penetapan pahlawan nasional kepada Maulana Syekh sudah dilakukan sejak 2012, namun belum mampu terwujud. Kemudian, usulan kedua kembali dilayangkan oleh Universitas Hamzanwadi dan diserahkan ke pemerintah pusat melalui Pemprov NTB pada 2016.

"Ini usulan yang kedua, kami sangat senang akhirnya Maulana Syekh ditetapkan sebagai pahlawan nasional yang pertama dari NTB," kata dia menambahkan.

Maulana Syekh merupakan tokoh pendiri Nahdlathul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), organisasi sosial keagamaan terbesar di NTB. NWDI yang didirikan sejak 1937 silam terus berkembang dan memiliki banyak lembaga pendidikan dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsnawiyah setingkat SMP, Madrasah Aliyah setingkat SMA, dan beberapa Universitas di NTB.

Advertisement
Berita Lainnya