Selasa 16 Jan 2024 23:49 WIB

ASITA Minta Pemprov NTB Fokus Jual Paket Wisata

ASITA ungkap Pemprov NTB tidak perlu lagi promosi pariwisata wilayah berlebihan.

Foto udara kawasan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional seluas sekitar 2.954 hektare untuk melindungi, melestarikan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, ikan karang dan lamun.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Foto udara kawasan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional seluas sekitar 2.954 hektare untuk melindungi, melestarikan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, ikan karang dan lamun.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Dewantoro Umbu Joka meminta pemerintah provinsi (pemprov) fokus untuk menjual paket wisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan di wilayah ini.

"Sekarang itu kita tinggal jualan, kita sudah tidak level promosi karena Lombok ini sudah dikenal dunia," ujar Dewantoro, di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan sebenarnya Pemprov NTB tidak perlu lagi melakukan promosi secara besar-besaran, namun lebih kepada bagaimana memprioritaskan penjualan paket wisata. Sebab, bagaimanapun yang perlu dicari adalah lama tinggal wisatawan.

"Boleh promosi tetapi lebih prioritaskan jualan paket, misalnya paket 3 hari dua malam. Kenapa supaya lama tinggal wisatawan ini bisa lebih lama," kata Umbu Joka.

Menurut dia, untuk menjual paket tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, sehingga dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan asosiasi wisata. "Kalau ini kita lakukan maka kunjungan wisatawan ke NTB akan lebih meningkat, sehingga dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat," ujarnya.

Ia menilai NTB, khususnya Pulau Lombok sudah dianugerahi alam yang luar biasa, terlebih lagi dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan Sirkuit Mandalika yang kini sudah dikenal dunia.

"Tinggal sekarang pemerintah bisa mengelola dan mengemas itu secara baik dan maksimal," katanya lagi.

Pemprov NTB menargetkan jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2024 sebanyak 2,5 juta orang. Jumlah ini lebih banyak 500 ribu orang dari tahun 2023 lalu yang ditargetkan mencapai 2 juta orang wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady mengaku optimis target 2,5 juta wisatawan berkunjung ke NTB tahun 2024 bisa tercapai.

"Buat kami target tersebut sudah sangat realistis untuk di capai NTB," ujarnya.

Ia mengakui tidak ingin muluk-muluk menargetkan jumlah kunjungan wisatawan terlalu tinggi, mengingat situasi ekonomi dunia serba tidak menentu seperti saat ini. Belum lagi kasus COVID-19 yang hingga kini masih terjadi.

"Yang jelas kami optimis apa yang sudah didapat di 2023 bisa kita capai di 2024, bahkan lebih," katanya pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement