REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo mengaku tidak menjadi juru kampanye untuk pemenangan calon yang diusung partainya, Khofifah Indar Parawansa, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
"Saya meminta izin ke Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan sudah disetujui," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis (9/11).
Alasannya, kata dia, sampai Februari 2019 dirinya masih sebagai Gubernur Jatim sehingga lebih memilih fokus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, sekaligus menjaga keamanan dan kenyamanan pilkada serentak di Jatim tahun depan.
Menurut dia, suasana Jatim yang kondusif menjadi lebih penting dari apapun, terlebih provinsinya menjadi wilayah paling berpengaruh di Indonesia bagian timur. "Jatim juga menyangkut kepentingan nasional maka jika bergejolak, nantinya dampaknya tidak hanya Jatim, tapi secara nasional. Karena itu lah suasana harus kondusif," ucapnya.
Tak itu saja, politikus yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut mengaku menghormati Wakil Gubernur Saifullah Yusuf yang mendampinginya selama hampir dua periode kepemimpinan.
Kendati demikian, ia memastikan mesin politik Partai Demokrat Jatim tetap berjalan sesuai keputusan partai dan telah memerintahkan Sekretaris Partai Demokrat Jatim Renville Antonio menjalankan tugasnya menghadapi pilkada.
"Secara pribadi, saya tidak bisa menggerakkan tim untuk memenuhi kepentingan pribadi saya. Kalau saya dianggap mempunyai pengaruh, itu orang lain yang bependapat," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.