REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang melanda beberapa wilayah telah menyebabkan banjir yang merendam permukiman. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bencana banjir tercatat di Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Asahan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Balangan, Kota Medan, dan Kabupaten Pelalawan.
"Meningkatnya curah hujan telah menyebabkan debit sungai meluap," kata dia, Rabu (8/11).
Rusaknya daerah aliran sungai makin meningkatkan daerah-daerah makin rentan bencana banjir. Bahkan banjir dapat terjadi berulangkali dalam satu tahun. Misalnya, banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang Kabupaten Bandung dapat terjadi lebih dari 15 kali dalam satu tahun. Begitu juga di Kabupaten Asahan, banjir dapat terjadi lima kali dalam setahun.
Kondisi ini terjadi karena makin rentannya daerah tersebut akibat kerusakan daerah aliran sungai di bagian hulu, tengah dan hilir. Akibatnya, permukiman makin sensitif terjadi bencana. Kemudian pada Rabu (8/11) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, banjir melanda delapan desa di Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh. Banjir terjadi setelah kawasan itu diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
Ketinggian air akibat banjir bandang itu mencapai 2 meter, tepatnya di Desa Bulusema, Kecamatan Suro, Aceh Singkil. Jalan nasional penghubung Aceh Singkil dan Subulussalam tidak bisa dilalui kendaraan. Sebanyak delapan desa yang terkena banjir itu, antara lain Desa Ujung Limus, Silatong, Tanjung Mas, Cububukan, Serasah, Lae Riman, Lipat Kajang, dan Kain Golong. Sebanyak 1.738 jiwa terdampak banjir bandang.
Badan Penanggulangan Bencana Daeeah (BPBD) Aceh Singkil bersama tentara nasional Indonesia (TNI), Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI dan relawan melakukan evakuasi warga. Dapur umum juga telah didirikan. Terputusnya akses jalan menyebabkan antrean kendaraan dari arah Singkil- Subulussalam dan sebaliknya mengular.
Polisi dan TNI berjaga-jaga di lokasi banjir. Banjir juga melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dab Bojongsoang pada Selasa (7/11) pukul 19.00 WIB. Hujan lebat menyebabkan Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum meluap sehingga menggenangi 1.058 rumah dengan tinggi banjir 10-150 centimeter. Tidak ada korban jiwa.
Sementara di Kota Medan, Sumatra Utara, banjir melanda permukiman di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Sukaraja, Aur, Sei Mati Kecamatan Medan Maimun pada Selasa (7/11) pukul 03.00 WIB. Sebanyak 775 rumah dengan 1.240 KK atau 4.983 jiwa terendam banjir setinggi 100-150 centimeter. Banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Deli. Saat ini banjir sudah berangsur surut.
Saat yang bersamaan, banjir juga melanda di sembilan desa di Kecamatan Halong dan Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan pada Selasa (7/11) pukul 05.00 WITA. Banjir merendam 427 unit rumah panggung dengan tinggi banjir 50-150 centimeter. Sebanyak 1.242 jiwa terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa.
Di Kabupaten Asahan, banjir masih menggenangi 1.108 rumah di Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Simpang Empat. Banjir melanda sejak 4 November 2017 hingga sekarang. Bupati Asahan belum menetapkan tanggap darurat bencana banjir hingga saat ini.
Saat ini juga masih berlangsung banjir di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Hujan lebat menyebabkan sungai meluap dan tanggul jebol sehingga banjir melanda di Kecamatan Angkola Sangkunur dan Kecamatan Batangtoru. "Puncak banjir dan longsor diprediksi terjadi pada Januari mendatang. Ancaman banjir dan longsor akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan," ujarnya.