Selasa 07 Nov 2017 19:12 WIB

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Perekrutan PNS

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Karta Raharja Ucu
Ditangkap (ilustrasi).
Ditangkap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan orang menjadi korban penipuan seorang perempuan yang mengaku sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Pelaku bernama Yuli (32 tahun) itu diringkus petugas Sat Reskrim Polsek Kalideres di tempat tinggalnya di sekitar Cengkareng, Jakarta Barat.

"Saya ditawarin jadi Aspri (asisten pribadi). Saya udah keluar duit Rp 4,5 juta," ucap seorang korban, Iman dengan nada kesal. Saat ditemui di Kantor Kepolisian, Selasa (7/11), ia mengaku ditipu mentah-mentah. Pasalnya, ia diiming-imingi menjadi asisten pribadi wali kota Jakarta Barat oleh pelaku. Untuk mendapatkan jabatan itu, Iman mengaku harus membayar sejumlah uang kepada pelaku.

Iman menjelaskan, dalam menjalankan aksinya, pelaku meminta semua korbannya menyerahkan surat-surat seperti Kartu Keluarga dan KTP. Tak hanya itu, ia bersama korban lainnya juga sudah mengikuti ujian yang diselenggarakan pelaku di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

"Korban sudah sampai 130 orang. Ini yang di sini hanya beberapa orang. Kasihan mereka baru pada lulus sekolah," ujar Iman sambil menunjuk ke korban lainnya. Iman menuturkan, para korban diminta Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta.

Demi menjerat korbannya, pelaku menyebar informasi atau iklan jika ia dapat menyalurkan kerja menjadi PNS. Setelah ada korban yang mendaftar, oleh pelaku korban tersebut dimasukkan ke dalam grup Whatsapp untuk berkomunikasi.

Di dalam grup itu, terdapat kelompok pertama dan dan kelompok kedua. Kelompok pertama yang dimaksud adalah senior dan yang kedua korban baru. Untuk senior, mereka sudah menerima bayaran dari pelaku dengan besaran Rp 150 ribu sehari. Kejahatan ini sudah dilakukan pelaku selama tiga bulan.

Kapolsek Kalideres Kompol Effendi mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Keterangan sementara yang didapat, pelaku merupakan mantan pekerja PHL di bagian Tata Ruang. Untuk melancarkan aksinya, pelaku mengiming-imingi dapat menyalurkan kerja di PNS.

"Cara rekrutnya melalui mulut ke mulut. Pelaku juga membuat grup akun media dimana di situ korban komunikasi. Untuk sementara itu dulu yang bisa kami sampaikan karena masih kita dalami," ujar Effendi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement