Selasa 07 Nov 2017 08:15 WIB

Dedi Mulyadi: Justru Saya yang Ditinggalkan Golkar

Rep: Arie Lukihardianti, Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Elba Damhuri
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi menggelar Konferensi Pers terkait sikapnya terhadap SK DPP yang memilih Emil-Daniel di Pilgub Jabar, di Kantor DPD Golkar Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (6/11).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi menggelar Konferensi Pers terkait sikapnya terhadap SK DPP yang memilih Emil-Daniel di Pilgub Jabar, di Kantor DPD Golkar Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, dia tidak pernah meninggalkan partai berlambang pohon beringin terkait keputusan rekomendasi DPP Golkar yang memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien di Pilgub Jawa Barat 2018.

"Maka, jangan ada kalimat Pak Dedi meninggalkan Golkar. Menurut saya terbalik, hari ini kita yang ditinggalkan," ujar Dedi Mulyadi saat menggelar jumpa pers di kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, di Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (6/11).

Dedi menjelaskan, doktrin Golkar itu karya dan kekaryaan. Jadi, selama ini dia terus berkarya dan berkeliling ke sejumlah daerah di Jabar untuk mengurus kader dan meningkatkan elektabilitas Partai Golkar. Setiap hari, yang dia lakukan pun mengurus kader, mengunjungi masyarakat miskin, dan membangun rumah rakyat tak mampu.

"Itu terus saya lakukan, sampai suara Partai Golkar naik 18 persen. Artinya, tidak ada saya meninggalkan, tapi mungkin kita yang ditinggalkan," katanya menegaskan.

Saat ditanya tentang mulai diliriknya Dedi oleh beberapa partai, Bupati Purwakarta tersebut mengatakan, prinsip dia adalah "mengalir seperti air". Ini sangat tepat dijadikan sebagai pijakan baginya di tengah manuver politik yang terjadi tubuh Partai Golkar terkait Pilkada Jabar 2018.

"Nasib manusia Allah-lah yang menentukan. Bukan manusia yang menentukan. Biarkan takdir politik yang menentukan," katanya.

Kendati demikian, Dedi akan tetap bersikap profesional menyikapi surat keputusan (SK) terkait rekomendasi dukungan DPP Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien.

Dia menegaskan, jika SK tersebut sudah diterima, dia akan menyerahkan SK tersebut sebagai tanggung jawab institusinya pada Golkar. "Sampai hari ini, belum menerima SK. Mungkin nanti kalau sudah diterima, akan diserahkan. Tapi, sampai hari ini belum terima," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, dia akan menyerahkan SK tersebut sebagai pimpinan Golkar Jabar. Dia mengajak semua jajaran Golkar memahami keputusan ini.

Bahkan, Dedi berkalakar, akan menggelar acara khusus untuk penyerahan SK tersebut dengan menghadirkan 6.000 pengurus Golkar di tingkat desa dan kecamatan. Ini agar kedua pasang cagub-cawagub tersebut bisa mendengarkan curahan gagasan dari bawah.

Terkait waktu penyerahan SK, Bupati Purwakarta itu menyerahkan semuanya bergantung pada DPP. "November, Desember, atau Januari juga boleh. Silakan tanyakan ke DPP," katanya.

Saat dikonfirmasi, bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil mengaku dia akan menunggu undangan dari DPD Partai Golkar tentang penyerahan surat keputusan dukungan tersebut.

Katanya, surat dukungan tersebut tidak bisa langsung diberikan ke calon, tetapi harus melalui prosedur ke DPD Partai Golkar Jawa Barat terlebih dahulu. "Saya menunggu undangan dari DPD kapan, informasi belum tahu karena itu urusan dapur Golkar," ujarnya di Kota Bandung, Senin (5/11).

Terkait penolakan internal Golkar atas dukungan untuknya, dia tidak mempermasalahkan hal tersebut sebab merupakan dinamika dalam politik dan urusan internal Golkar.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar kembali melakukan safari politiknya. Pria yang akrab disapa Demiz tersebut mendatangi kantor DPD Golkar Jabar di Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (6/11).

Usai menggelar rapat tertutup, Demiz yang disambut oleh Ketua DPD Golkar Jabar Deddy Mulyadi tak mau bercerita banyak terkait isi pembicaraan pada wartawan. Saat disinggung terkait kemungkinan keduanya berdampingan pada kontestasi Pilkada Jabar, Dedi menyebut segala kemungkinan pasti ada.

Selain itu, Dedi pun saat ini belum ingin mengutarakan niat selanjutnya pascakeputusan DPP Golkar yang lebih memilih Emil ketimbang dirinya sebagai kader Golkar. "Niat itu di hati, tidak diutarakan, lihat saja nanti," katanya.

Saat ditanya kemungkinan duo DM ini bersama, Demiz menyatakan segala kemungkinan pasti ada, termasuk kemungkinan tersebut.

(Tulisan diolah oleh Nashih Nashrullah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement