Rabu 01 Nov 2017 18:03 WIB

Tujuh Terduga Teroris Dibekuk di Bima, Ini Peran-perannya

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto.
Foto: REPUBLIKA/Agung Supriyanto
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 Anti Teror telah melakukan penangkapan terhadap tujuh orang terduga di Ambalawi, Bima Nusa Tenggara Barat pada 30 hingga 31 Oktober 2017. Tujuh orang tersebut memiliki peran masing-masing dan berkaitan dengan insiden penembakan dua anggota Polri pada 11 September 2017 lalu.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan, tujuh orang tersebut adalah MIT (28 tahun), D (60 tahun), JA (28 tahun), Y (29 tahun), A (30 tahun). Sedangkan dua lainnya, yaitu Amir alias Dance dan Yaman tewas pada kontak senjata 30 Oktober lalu.

MIT lahir di Bima, 11 juli 1989 beralamat di Jalan Soekarno Hatta Penatoi, Mpunda Kota Bima. "(Iqbal berperan) sebagai eksekutor dalam penembakan terhadap Bripka Zaenal," kata Rikwanto, Rabu (1/11).

Kemudian, terduga D yang beralamat di Dana Bura, Desa Nipa, Ambalawi, Kabupaten berperan memberikan bantuan logistik kepada para pelaku yang dalam pelarian karena terkait dengan penembakan anggota Polres Bima

Lalu, JA, lahir di Bima, 19 Juli 1989 beralamat di Tolo Penatoi Mpunda, Kota Bima. Ia berperan sebagai koordinator penyedia logistik untuk diberikan kepada para pelaku yang sedang dalam pelarian karena terkait dengan penembakan anggota Polres Bima.

"Dia juga merupakan jamaah dari JAD Bima," kata Rikwanto.

Selanjutnya, YT, lahir di Bima, 11 September 1988 beralamat di Jalan Gajah Mada , Penatol, Mpunda, Kota Bima diketahui terlibat dalam pelatihan fisik yang dilakukan internal JAD Bima. Sementara, A lahir 21 Desember 1987 beralamat di Jalan Gajah Mada Penatol, Mpunda, Kota Bimakut dalam pelatihan fisik yang dilakukan pada internal JAD Bima

Lalu, Amir alias Dance, tewas dal kontak senjata dengan Densus 88 Antiteror pada Senin (30/10). Dia berperan sebagai eksekutor penembakan Bripka Abdul Ghofur, dengan dibonceng oleh Imam Munandar alias Nandar.

Begitu pula dengan Yaman, ia juga tewas dalam kontak senjata di waktu yamg sama dengan Amit. Ia berperan membonceng Iqbal pada saat melakukam eksekusi penembakan terhadap Bripka Zaenal. Dengan demikian, IM alias Nandar saat ini masih belum ditangkap.

"MIT menjelaskan bahwa INandar masih memegang satu pucuk senpi rakitan, dengan amunisi 3 butir kaliber 5,56 mm," kata Rikwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement