Senin 30 Oct 2017 17:16 WIB

Gubernur Bali Persilakan Pengungsi Gunung Agung Pulang

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Sejumlah anak pengungsi Gunung Agung mengikuti lomba permainan tradisional di posko pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Minggu (15/10).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah anak pengungsi Gunung Agung mengikuti lomba permainan tradisional di posko pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Minggu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mempersilakan pengungsi yang sudah siap pulang ke desanya masing-masing. Imbauan ini berlaku bagi pengungsi di zona kawasan rawan bencana (KRB) I dan II yang berada di luar radius 6-7,5 kilometer (km) dari kawah puncak Gunung Agung.

"Bagi yang mau pulang silakan pulang. Bagi yang masih ingin di pengungsian, tidak apa-apa. Kami tidak mungkin juga memaksa," kata Pastika di Denpasar, Senin (30/10).

Warga di KRB I dan II yang masih ingin tetap di pengungsian tidak akan dipaksa kembali pulang. Pastika mengatakan, pemerintah hanya melarang warga yang masih nekat berada di zona merah karena akan terdampak erupsi jika peristiwa tersebut terjadi.

Data Pemerintah Provinsi Bali menyebutkan, jumlah warga yang masih diharuskan mengungsi berkisar 47 ribu jiwa yang berasal dari enam desa. Sebelumnya, jumlah desa yang mengungsi saat status Gunung Agung masih awas mencapai 28 desa. Sebagian besar pengungsi di zona merah berada di Kabupaten Karangasem.

Saat Gunung Agung berstatus awas, jumlah desa terdampak mencapai 28 desa. Jumlah pengungsi dari 28 desa tersebut menurut data terakhir mencapai 133.457 jiwa yang tersebar di 385 titik pengungsian.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyiapkan kendaraan untuk transportasi pengungsi.

"Pengungsi yang ingin pulang disiapkan kendaraan di posko induk. Sebagian lain juga ada yang pulang menggunakan kendaraan sendiri atau dibantu pihak lain," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement