REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyarankan kepada pemerintah setempat agar Pelabuhan Tanjung Batu tidak dijadikan tempat bongkar muat pasir. Ia meminta agar dicarikan pelabuhan lain khusus untuk pasir.
Hal tersebut dikatakan Budi saat meninjau Pelabuhan Tanjung Batu, Sabtu (28/10). Kunjungannya tersebut untuk melihat fungsi-fungsi transportasi yang ada di Belitung. Ia ingin memastikan apa yang direncanakan oleh pemerintah bisa berjalan dengan baik.
"Ternyata ada satu pergeseran fungsi Tanjung Batu yang semula kita gunakan untuk kontainer dan digunakan untuk pariwisata, tergunakan untuk fungsi-fungsi pasir sehingga pelabuhannya rusak," ujarnya.
Melihat kerusakan pelabuhan Tanjung Batu, Budi mengatakan akan memperbaikinya dan akan diperuntukkan untuk kontainer dan wisatawan. Budi menilai kontainer dan penumpang masih serasi jika berada dalam satu pelabuhan.
Kendati demikian, lanjutnya, pembangunan pelabuhan tersebut tidak bisa dilakukan dalam tahun ini. Kemungkinan bisa dilakukan pada awal tahun 2018. Karena ini juga berkaitan dengan serah terima aset dari pemerintah daerah ke pusat.
Budi juga masih akan melakukan konsolidasi terkait perbaikan dan pengembangan pelabuhan Tangung Batu, termasuk besaran anggaran yang dibutuhkan. Pasalnya, menurut Budi, biaya Rp 4,2 miliar untuk perbaikan ditaksir tidak akan mencukupi sebagaimana yang diajukan oleh Pemda setempat.
"Saya pikir tidak cukup Rp 4,2 M . Nanti akan konsolidasi lagi untuk perbaikan-perbaikan karena untuk fungsi pariwisata akan kita support penuh," katanya.
Sementara itu, Bupati Belitung, Sahani Saleh belum bisa berkomentar banyak terkait keinginan Menhub terkait pemindahan bongkar muat pasir dari pelabuhan Tanjung Batu. Menurutnya butuh waktu untuk melakukan hal tersebut.
"Untuk dipindahkan, nah ini menjadi problem," kata Sahani.
Namun terkait rencana Menhub yang akan merehab pelabuhan tersebut, Saleh pun menyiapkannya. Jika biaya rehab teranggarkan pada Januari 2018, maka pemerintah daerah harus sudah melakukan persiapan.