Sabtu 28 Oct 2017 04:52 WIB

Tiga Bersaudara Jadi Korban Ledakan Gudang Petasan Kosambi

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Keluarga menunggui korban kebakaran gudang kembang api di Gudang 99 Kosambi di depan ruang ICU RSUD Kabupaten Tangerang, Jumat (27/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Keluarga menunggui korban kebakaran gudang kembang api di Gudang 99 Kosambi di depan ruang ICU RSUD Kabupaten Tangerang, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gudang petasan di Kosambi, Tangerang yang meledak, jadi saksi bisu banyaknya korban jiwa yang meregang nyawa. Para korban, yang meninggal maupun selamat, tak jarang masih memiliki pertalian darah. Salah satu keluarga yang menjadi korban adalah Anggi. Selain Anggi, ada dua kakaknya lagi yang juga menjadi korban ledakan gudang itu, yakni Deni dan Heri.

Anggi mengalami luka bakar 80 persen akibat ledakan gudang petasan di Kosambi. Pria berusia 18 tahun ini baru tiga bulan bekerja di gudang petasan tersebut. Ia bekerja sebagai peracik obat. Nasibnya kurang beruntung ketika ia harus menjadi korban dari kebakaran maut di gudang tempatnya bekerja.

Namun, berdasarkan keterangan keluarganya, kini ia telah lebih baik setelah dioperasi. Jumat (27/10) Anggi telah selesai dioperasi dan sedang beristirahat di Ruang Soka, RSUD Kabupaten Tangerang. Ia adalah salah satu korban yang mengalami luka cukup parah.

Berdasarkan keterangan Ghofur, kakak ipar Anggi, luka bakar yang dialami Anggi adalah area pipi dan seluruh punggungnya. Terlihat balutan perban masih menutupi hampir seluruh tubuh Anggi. "Lukanya di bagian pipi, punggung rata semuanya," kata Ghofur sambil memeragakan luka di tubuh adik iparnya.

Ghofur menceritakan, sebelum dioperasi adik iparnya tersebut mengeluh terus. Anggi selalu mengeluh tubuhnya terasa pegal, perih, dan panas. Malam harinya setelah Anggi dipindahkan dari RSIA BUN, Ghofur mengungkapkan bahwa Anggi tidak bisa tidur. "Tapi semalam dia enggak bisa tidur. Katanya pegal, perih, panas," kata Ghofur.

Siang harinya, Anggi selesai dioperasi. Keluarga serta Anggi bersyukur karena operasi berjalan dengan lancar. Anggi pun merasa lebih baik daripada sebelumnya. "Sudah dioperasi, sudah mendingan katanya. Semalaman tidak bisa tidur, tadi habis operasi sudah bisa tidur," ungkap Ghofur.

Anggi bukan satu-satunya yang terluka akibat ledakan di gudang petasan itu. Dua kakak Anggi juga merupakan korban. Kakak tertuanya, Heri, bahkan kini masih belum diketahui keberadaannya.

Kakaknya Anggi yang lainnya, Deni, saat ini sedang dirawat di RSIA BUN. Deni juga bekerja di gudang petasan sebagai peracik obat. Ia bekerja di tempat tersebut paling lama di antara ketiga saudaranya. Deni sudah bekerja di pabrik itu sekitar tiga tahun.

Menurut Ghofur, kondisi Deni tidak separah Anggki. Luka bakar yang dialami Deni sekitar 40 persen. Oleh karena itu, Deni tidak perlu dirujuk ke RSUD.

Sementara itu, kakak tertua Anggi dan Deni yang bernama Heri hingga saat ini masih belum ditemukan. Heri pun adalah seorang peracik obat di gudang petasan yang kini telah dilalap api tersebut. Tiga bersaudara ini bekerja di bagian yang sama di gudang petasan Kosambi. Siapa sangka mereka bertiga harus terluka akibat pekerjaannya.

Mengenai nasib Heri, keluarga tidak bisa melakukan apapun kecuali berharap anggotanya tersebut segera diketahui nasibnya. Namun kini, mereka hanya bisa bersyukur atas kondisi Anggi dan Deni yang kian membaik. Terkait masalah biaya, Ghofur mendengar akan dibiayai sepenuhnya oleh perusahaan tempat ketiga saudara iparnya bekerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement