Jumat 27 Oct 2017 09:12 WIB

Semburan Air Panas di Tasik tak Mengandung Zat Berbahaya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Semburan air panas di Kampung Sindangrasa Desa Cigunung Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya,
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Semburan air panas di Kampung Sindangrasa Desa Cigunung Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya,

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) melakukan pengecekan terhadap sumber air panas di Kampung Sindangrasa, Desa Cigunung, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/10) sore. Hasil sementaranya disimpulkan kandungan air dan gas dari semburan tidak mengandung zat berbahaya.

Staf Peneliti PVMBG David mengatakan pengukuran pH air menghasilkan angka 7,03-7,05. Sedangkan pengukuran udara mendapatkan kadar karbon dioksida senilai 0,6 persen dan tidak mendapatkan kandungan H2S atau belerang. Satu-satunya yang cukup berbahaya saat ini adalah suhu air yang bisa melukai kulit manusia.

"H2S tidak dapatkan selama pengukuran, aman tidak berbahaya. Kalau secara pengukuran gas, tidak ada yang berbahaya, hanya suhu air saja cukup berbahaya karena tinggi yaitu di pusat semburan 79 derajat celcius dan pinggirnya 77,9 derajat," katanya pada wartawan.

Meski begitu untuk memperoleh hasil detail, pihaknya membawa sampel air dan tanah untuk dicek di laboratorium secara intensif. Mengenai semburan, menurutnya berpeluang mengalami penurunan intensitas karena melihat tren ketinggian air per harinya. Jika pada hari pertama semburan, Senin (23/10) ketinggian air bisa mencapai 15 meter, maka setelah tiga hari ketinggian semburan berangsur menyusut.

"Kami ambil sampel air, tanah hasil bor untuk dianalisa. Kalau dari pengamatan, kami dapat laporan hari pertama kejadian 15 meter, sekarang tinggal 10-20 cm, ya kemungkinan bisa (berhenti)," ujarnya.

Diketahui, titik semburan mulai keluar air panas berlumpur sejak Senin kemarin (23/10). Mulanya lokasi tersebut akan dibangun sumur untuk warga sekitar dengan dana bantuan sosial dan salah satu perusahaan. Ketika digali hingga kedalaman 45 meter, luapan air mulai keluar. Padahal sumur ditargetkan sedalam 100 meter. Terpantau saat ini luapan air hanya setinggi sekitar 20 sentimeter. Namun luapan air tak ada hentinya hingga mesti dialirkan ke sungai yang terletak di sebelahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement