REPUBLIKA.CO.ID, SERANG — Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini membuka Rapimnas ke-2 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Dalam pidatonya, Jazuli mengingatkan aktivis KAMMI agar tidak terjebak hal remeh temeh.
"Kesadaran sejarah menjadikan pemuda paham bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, ditopang oleh konsepsi besar, yang lahir dari pemikiran tokoh-tokoh besar, melalui perjuangan dan pengorbanan yang besar,” kata Jazuli dalam siaran persnya, Sabtu (21/10). Acara ini akan digelar tiga hari (21-23 Oktober 2017) di Kota Serang, Provinsi Banten.
Menurut Anggota Komisi I DPR ini, tidak ada bangsa sebesar Indonesia dalam keberagaman dan keseluruhan potensinya. Tapi bangsa yang beragam ini memilih untuk bersatu meski ada seribu satu alasan untuk bercerai berai. Sayangnya, kebesaran bangsa ini belum berwujud aktual saat ini.
Untuk itu, menurut Jazuli, perlu dimunculkan kesadaran yang kedua yang kesadaran sebagai pemimpin masa depan yang akan mewarisi kebesaran Indonesia dan menjadikannya aktual. Indonesia menjadi negara besar, rakyatnya maju dan sejahtera, serta disegani bangsa-bangsa di dunia.
"Kesadaran sebagai pemimpin masa depan mengantarkan pemuda pada tanggung jawab untuk mengambil peran, berkontribusi, dan menjadi yang terdepan dalam memajukan negeri," kata Jazuli.
Jazuli juga mengingatkan agar para pelajar, mahasiswa, atau aktivis membiasakan untuk berpikir hal-hal/urusan yang strategis. Jangan terjebak hal-hal/urusan yang remeh temeh dan tidak penting untuk kemajuan ke depan. "Karena pemimpin selalu berpikir strategis ke depan, berpikir besar untuk masa depan,” ungkapnya.
Mereka harus sadar bahwa mereka adalah pemimpin masa depan. Dan karakteristik pemimpin yang paling penting adalah kemampuan untuk bergerak dan menggerakkan orang untuk maju.