Jumat 20 Oct 2017 11:07 WIB

Indonesia Indicator: Nilai Pemerintahan Jokowi-JK Capai 7,7

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan)
Foto: ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Indicator (I2) menetapkan nilai rapor kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla pada tahun ketiga masa pemerintahnnya di mata media massa lokal dan nasional mencapai 7,7 dari penilaian 0-10. I2 adalah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence).

"Angka tersebut didasarkan atas framing sentimen judul pemberitaan media. Angka 7,7 berasal dari penjumlahan sentimen netral dan positif, dikurangi sentimen negatif dari seluruh judul pemberitaan Jokowi," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang dalam hasil riset bertajuk "Rapor Biru Rapor Merah Presiden Jokowi: Analisis Media Online Berbahasa Indonesia, Oktober 2016-Oktober 2017", di Jakarta, Jumat (20/10).

Menurut Rustika, sebuah judul mencerminkan angle berita. Sementara angle berita adalah sudut pandang media terhadap sebuah peristiwa tertentu. Riset ini untuk melihat bagaimana media memberikan "angle" terhadap segala hal mengenai aktivitas, kebijakan, langkah yang dilakukan, hingga pembicaraan figur lain terhadap Jokowi.

"Secara keseluruhan, judul pemberitaan media menunjukkan sentimen positif netral sebesar 77 persen, dan negatif sebesar 23 persen, dari angka 1-100, atau 7,7 dalam skala 1-10," papar Rustika.

Secara umum, dalam satu tahun terakhir Jokowi memperoleh penilaian cukup positif dari media, terlihat dari sentimen media yang lebih banyak menampilkan apresiasi sebesar 36 persen kepada Presiden dibandingkan dengan yang menilai sebaliknya 23 persen.

"Dengan demikian, terdapat 'positive centiment gap' di media sebesar 13 persen. Sementara itu, sentimen pemberitaan media yang tergolong netral mencapai 41 persen. Sentimen semacam ini sesungguhnya menggambarkan suara publik yang diwakili media masih menaruh harapan pada presiden," kata Rustika.

"Positive centiment gap" itu juga meningkat dari minus 5 pada 2015, 10 (2016), dan 15 pada 2017 hingga bulan Oktober ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement