Rabu 18 Oct 2017 09:26 WIB

Pemkot Bandung Buat Aplikasi untuk Ojek Pangkalan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Pangkalan ojek (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pangkalan ojek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan teknologi berbasis aplikasi bagi ojek pangkalan agar bisa bersaing dengan ojek online. Dengan demikian, ojek pangkalan tetap bisa menyesuaikan layanan tranposrtasi dengan bantuan teknologi.

Aplikasi yang digagas Dinas Tenaga Kerja adalah Lojek yang merupakan kepanjangan dari Lokal Ojek. Aplikasi yang tengah dalam pengembangan ini didesain khusus untuk ojek pangkalan mendapatkan penumpang lewat media pesanan online.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Rudy Ahmad Nurdin mengatakan pengemudi ojek juga merupakan warga Kota Bandung yang harus dinaungi kesejahteraannya. Apalagi mereka tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.

"Disnaker dalam hal ini sesuai tupoksi meningkatkan kesejahteraan terkait tenaga kerja. Jadi melalui Lojek menjadi salah satu upaya kita memecahkan masalah pengangguran. Salah satunya kan ojek adalah pengangguran terselubung.Mata pencaharian tidak tetap, pendapatannya juga," kata Rudy di Pangkalan Ojek Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Selasa (17/10).

Rudy menuturkan aplikasi ini sistemnya hampir sama dengan aplikasi transportasi online lainnya seperti Gojek, Grab, dan Uber. Calon penunpang dapat memesan pengemudi ke tempat tujuan melalui aplikasi. Perbedaannya, kata Rudy, pengemudi ojek pangkalan tidak perlu memiliki ponsel untuk menerima pesanan tersebut. Hanya ada satu ponsel di pangkalan ojek yang nantinya dioperasikan oleh operator atau perwakilan ojek untuk menerima pesanan.

Hal ini dikatakannya untuk membantu ojek yang tidak memiliki ponsel canggih untuk menerima pesanan online. Para pengemudi hanya dibekali kartu (smartcard) untuk melayani penumpang.

"Aplikasi ini hanya untuk pangkalannya, jadi driver tidak perlu pakai handphone, cuma butuh kartu. Kan banyak juga yang belum punya ponsel atau enggak bisa pakai ponsel," ujarnya.

Meski demikian, aplikasi ini masih dalam tahap penyempurnaan. Mulai dari persoalam radius dan harga yang nantinya akan ditetapkan juga melalui sistem seperti angkutan online pada umumnya. Untuk saat ini pihaknya masih melakukan sosialisasi Lojek ke ojek-ojek pangkalan. Sehingga nantinya ketika resmi diluncurkan dapat digunakan secara bersamaan di seluruh pangkalan ojek di Kota Bandung.

Ia menyebutkan berdasarkan pengumpulan data yang dilakuakn Disnaker, terdapat kurang lebih 700 pangkalan ojek di Kota Bandung. Ia berharap semua pangkalan ojek nantinya bisa menggunakan aplikasi yang akan diluncurkan sesegera mungkin.

"Kita sekarang masih uji coba aplikasi dan sosialisasi kepada masyarakat bandung dan ojek pangkalannya. Insya allah dengan upaya ini bisa membantu mereka," kata Rudy.

Di tempat terpisah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga menyambut baik aplikasi Lojek. Menurutnya kemajuan zaman harus disikapi dengan penyesuaian terhadap teknologi yang terus berkembang.

"Karena teknologi tidak bisa dilawan. Sekarang orang pakai whatsapp, bbm, jadi berkurang pakai sms. Jadi artinya semua urusan hidup pelan-pelan harus teknologi. Ojek yang mangkal bisa terima pesan dari via hp sehingga ekonominya bisa lebih maju," kata pria yang akrab disapa Emil di Pendopo Kota Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement