Jumat 06 Oct 2017 14:45 WIB

Angkot Bandung akan Mogok, Ini Pilihan Transportasi Warga

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Ratusan angkot dan taksi di parkir di depan Gedung Sate pada aksi angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).
Foto: Mahmud Muhyidin
Ratusan angkot dan taksi di parkir di depan Gedung Sate pada aksi angkutan kota (angkot) dan taksi Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa dan mogok massal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menginformasikan rencana mogok massal angkutan konvensional pada 10-13 Oktober mendatang. Dishub menyosialisasikan kepada masyarakat lewat media sosial terkait rencana mogok dan unjuk rasa yang akan dilakukan para sopir angkutan konvensional.

Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan Pemkot Bandung akan mengantisipasi rencana mogok massal tersebut. Hal ini agar transportasi dan kebutuhan layanan angkutan masyarakat tidak terganggu.

Didi menuturkan Pemkot menyiapkan kendaraan yang akan dioperasikan membantu transportasi warga. Bus Damri dan Trans Metro Bandung serta bus sekolah dipastikan tetap beroperasi.

"Kita punya bus cadangan, ada 14 bus besar itu akan dioperasikan titiknya ditentukan, nanti akan di-publish ke masyarakat, kemudian ada delapan bus sedang itu juga sama akan beroperasi. Kemudian ada 28 mobil dinas akan dioperasikan tiap terminal," kata Didi usai rapat koordinasi antisipasi rencana mogok massal di Balai Kota Bandung, Jumat (6/10).

Selain itu, Didi menyebutkan di kecamatan juga akan disiagakan mobil cadangan untuk membantu mobilisasi warga yang membutuhkan angkutan, termasuk BUMD yang juga siap membantu.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, ada 222 unit kendaraan yang akan beroperasi di 19 koridor. Jumlah tersebut terdiri dari 40 unit TMB, 79 bus Damri dalam kota, 36 bus sekolah, 75 Damri AKDP, dan 2 unit bus buruh. Selain itu, Dinas Perhubungan juga memperbantukan kendaraan bus, terdiri dari 14 unit bus besar untuk melayani delapan rute dan delapan unit bus sedang yang melayani empat rute. Ada pula 28 kendaraan operasional milik para pejabat Dinas Perhubungan yang akan bersiaga di 20 titik.

Didi berharap dengan antisipasi ini transportasi di Kota Bandung tidak akan lumpuh. Sebab, rencana demo dilakukan pada hari kerja saat masyarakat sangat membutuhkan layanan transportasi. Ia pun meminta masyarakat juga mengantisipasi pada rencana jadwal mogok massal tersebut sehingga tidak kaget jika benar terjadi. Oleh karena itu, pihaknya menyosialisasikan rencana demo angkutan umum kepada gubernur tersebut sejak dini.

"Tahapan pertama sudah kita lakukan di media sosial yaitu penyiapan mental masyarakat supaya tidak panik menghadapi demo juga mereka menyiapkan transportasi yang mandiri. Saya mau pergi, saya sudah punya rencana besok kalau angkot tidak beroperasi berati naik A atau C. Konteks ini yang harus disiapkan," tuturnya.

Didi mengatakan rencananya sopir angkutan akan melakukan unjuk rasa ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Mereka akan menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait angkutan online. "Tapi kami berharap ini tidak terjadi, sekarang lagi dirapatkan oleh Pak Gubernur," ucapnya.

Sebelumnya dalan akun media sosial Dinas Perhubungan Kota Bandung disosialisasikan rencana aksi mogok massal. "Sehubungan akan dilaksanakan aksi penyampaian aspirasi dan tuntutan mengenai operasional taksi online dan adanya aksi mogok operasi angkutan perkotaan dan taksi pada tanggal 10-13 oktober 2017 nanti. Mari persiapkan diri dengan mulai memilih bersepeda berjalan kaki atau berkendara bersama," seperti dikutip dalam akun Instagram Dishub Kota Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement