REPUBLIKA.CO.ID, Tanpa semangat juang Jenderal Soedirman, mungkin Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda. Jiwa patriotisnya dan semangat juangnya, berhasil membawa Indonesia sebagai negara yang diakui kemerdekaannya di Internasional.
Semasa kecilnya, Jenderal Soedirman memang telah dipupuk menjadi anak yang taat kepada ajaran agamanya. Hingga dia mulai menjajaki dunia pendidikan, Soedirman muda sangat aktif dalam mengikuti pelbagai kegiatan ekstrakurikuler. Sampai kemudian beliau menjadi seorang guru di sekolah Muhammadiyah.
Menurut sejarawan Universitas Indonesia, Anhar Gonggong saat ditemui kepada Republika.co.id, di Jakarta, Kamis (6/10), selain dikenal dengan sosok patriot dan taat pada agamanya, Jenderal Soedirman juga dikenal dengan seorang jenderal yang merakyat. Hal ini menurut Anhar karena tentara Indonesia memang dibentuk dan lahir dari rakyat.
"Pak Dirman merakyat karena memang asalnya dari rakyat. TNI kita ini membentuk dirinya sendiri tidak dibentuk oleh orang lain," ungkap Anhar.
Dalam proses pembentukan diri TNI inilah kemudian lahir sosok Jenderal Soedirman. Soedirman dengan kewibawaannya dan startegi-strategi perangnya kemudian dipertemukan dengan Oerip Soemohardjo yang memang lihai dalam mengelola sistem organisasi untuk kembali menghadapi penjajahan Belanda.
"Jadi, pembentukan TNI kita ini tidak dalam situasi yang biasa tapi dalam situasi yang luar biasa harus berjuang mempertahankan kemerdekaan, mulai dari TKR, TRI, dan terakhir TNI," ujarnya.
Maka tidak salah, menurut Anhar, jika menyebutkan TNI kuat bila bersama rakyat. Karena memang pada pembentuknya menurut Anhar, TNI tidak dibentuk langsung oleh pemerintah seperti halnya negara-negara lainnya.
Di masa penjajahan itu, terang Anhar, Belanda tidak mungkin membuat pasukan tentara. Karena memang Belanda tidak pernah memikirkan bahwa Indonesia akan merdeka.
"Tentara kita ini adalah tentara yang dibentuk oleh dirinya sendiri, tidak seperti di negara lain. Kalau di negara lain, itu sudah dibentuk oleh penjajah. Sedangkan tentara nasional kita tidak pernah dibentuk karena memang Belanda tidak pernah memikirkan bahwa kita akan merdeka,"ucapnya.
Perjalanan sejarah Tentara Nasional Indonesia ini, menurut Anhar, sejalan dengan perjalanan para tentara dalam mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Dari perjalanan itulah kemudian muncul wajah jenderal Soedirman dengan semangat juangnya dalam keadaan kritis mampu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan-tangan Belanda.
"Jenderal Sudirman membuktikan bahwa seorang pemimpin tentara itu harus mempunyai kemampuan militer yang tangguh dan selama situasi kritis tidak boleh goyah," ungkapnya.