Rabu 04 Oct 2017 18:54 WIB

Gula Tebu Rakyat di Cirebon Masih Menumpuk di Gudang

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Gula (ilustrasi).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Gula (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Nasib petani tebu rakyat yang ada di Kabupaten Cirebon hingga kini masih memprihatinkan. Gula milik mereka sampai sekarang masih belum terjual.

 

"Saat itu gula masih menumpuk di gudang pabrik gula," ujar Wakil Ketua DPD Andalan Petani tebu Rakyat (APTRI)Jabar, Mae Azhar, kepada Republika.co.id, Rabu (4/10).

 

Mae menjelaskan, gula petani saatini hanya bisa dibeli oleh Bulog. Hal itu didasarkan pada surat dari menko perekonomian Nomor S-202/M.EKON/08/2017 yang menyatakan bahwa selama musim panen 2017, gula milik petani dan gula milik pabrik gula BUMN dibeli Bulogdengan harga Rp 9.700 per kg.

 

Surat menko itu pun ditindaklanjuti dengan surat menteri perdagangan Nomor 885/M-DAG/SD/8/2017 tentang Pembeliandan Penjualan Gula oleh Perum Bulog. Dalam surat itu, dinyatakan bahwa hanya Bulog yang dapat menjual gula dalam bentuk curah ke pasar tradisional.

Bulog juga diminta membeli gula petani dan menjual kepada pedagang di pasar tradisional seluruh Indonesia agar pedagang dapat menjual gula kepada konsumen dengan hargayang ditetapkan pemerintah. "Tapi Bulog sampai sekarang belumbeli (gula petani)," kata Mae.

 

Mae pun mengaku kecewa dengan adanyakebijakan pemerintah tersebut. Pasalnya, saat ini tidak ada investor atau pedagang yang mau membeli gula petani. "Yang bisa beli kan hanya Bulog.Investor jadi takut kalau membeli gula petani maka akan berhadapan denganhukum," tutur Mae.

 

Selain itu, lanjut Mae, kekecewaan petani tebu juga terletak pada harga gula yang akan dibeli Bulog yang hanya dipatokRp 9.700 per kg. Padahal, harga eceran tertinggi (HET)-nya mencapai Rp 12.500per kg.

 

Menurut Mae, harga jual gula yang hanya Rp 9.700 per kg akan membuat petani tebu merugi. Pasalnya, petani tebu sudah mengeluarkan modal yang besar selama masa tanam. Ditambah lagi,mesin-mesin di pabrik gula merupakan peninggalan Belanda yang sudah berumur tuahingga mempengaruhi hasil giling.

 

Sementara itu, Kepala Bulog Cirebon,Taufik Budi Santoso, saat dikonfirmasi, menyatakan Bulog sangat siap menyerap gula dari petani. Saat ini, pihaknya hanya tinggal menunggu pengajuan dari APTRI. "Berapa pun (jumlah gula) kami siapmenyerap. Dananya juga sudah siap," tandas Taufik, saat dihubungi Republika.co.id, melalui telepon selulernya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement