REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan lebih baik bangsa Indonesia menatap masa depan daripada mempersoalkan nonton bareng (nobar) film G30S/PKI. Hasto juga mengatakan pernah menonton film itu.
"Kita harus melihat di antara korban dan keluarga pahlawan revolusi pun sudah terjadi rekonsiliasi secara alamiah. Kenapa hal tersebut harus dipersoalkan kembali?" ujar Hasto usai acara Rapat Koordinasi Bidang Pariwisata Tingkat Nasional di DPP PDIP, Jalan Diponegoro Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).
Selanjutnya, Hasto menuturkan harus mengejar ketinggalan dari bangsa lain dan mengambil hikmah dari masa lalu. Pemimpin yang mempertentangkan masa lalu adalah mereka yang belum memahami bagaimana falsafah bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang hidup harmonis. "Bukan (bangsa yang hidup) dalam ketegangan dan dendam masa lalu," katanya.
Sebelumnya, banyak dari berbagai kalangan menonton film G30S/PKI, mulai dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) hingga santri. Presiden Joko Widodo nobar pemutaran film G30S/PKI bersama ribuan warga dan anggota TNI serta Polri di Makorem 061/Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/8) mulai pukul 20.00 WIB. Sejak 18 September secara serentak di seluruh Kodim dan Koramil yang ada di wilayah teritorial Korem 061/Suryakencana sudah menggelar nonton bareng film G30S/PKI versi pendek.