REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten Bogor siap mengembangkan "Kampung Panda" di Desa Cibeureum. "Bila kehadiran pasangan 'Giant Panda' melalui program peminjaman pengembangbiakan (breeding loan) antara pemerintah Indonesia dan Cina berhasil, maka dunia akan melihat Kampung Panda' di Cibeureum ini," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jansen Manansang, di Cisarua, Kamis (28/9).
Di sela-sela menyambut kedatangan "Giant Panda" (Ailuropoda melanoleuca) di TSI Cisarua, dia menyebutkan, bahwa kedua panda dari Cina bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang kini hadir di Indonesia akan menjadi tantangan bagi para ilmuwan untuk pengembangbiakkannya di luar negara asalnya.
Jansen menyebut, bahwa tantangan dimaksud, karena tingkat kesuburan "Giant Panda" betina dalam setahun hanya dua hari. "Itulah tantangannya dengan tingkat kesulitan yang tidak mudah agar perkawinan satwa ini bisa berhasil," katanya.
Karena itu, kata Jansen, selain untuk program konservasi, maka kehadiran satwa dari negeri "Tirai Bambu" itu juga menjadi stimulan dunia ilmu pengetahuan untuk bisa membantu pengembangbiakannya. "Jika melalui perkawinan alami belum berhasil, bisa saja melalui teknologi inseminasi buatan," katanya.
Pasangan "Giant Panda" itu merupakan pasangan hasil pengembangbiakan China Wildlife Conservation Association (CWCA) yang lahir pada bulan Agustus 2010.
Berkaitan dengan kehadiran pasangan satwa itu TSI Cisarua telah mempersiapkan tenaga kerja ahli seperti dokter hewan, karyawan yang khusus bertugas merawat "Giant Panda", tenaga pembersih ekosistem habitat baru, ahli nutrisi, dan satuan keamanan. "Giant Panda" itu akan dikarantina selama sebulan, dan pada November 2017 akan bisa dilihat langsung oleh masyarakat luas yang berkunjung ke TSI Cisarua.