Kamis 28 Sep 2017 11:53 WIB

Menristekdikiti: Teknologi KTP-El Segera Ketinggalan Zaman

Menristek Dikti Mohamad Nasir
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Menristek Dikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan teknologi yang ada dalam kartu tanda penduduk elektronik (KTP-El) yang sedang terbelit masalah hukum segera ketinggalan zaman karena sudah muncul teknologi lebih canggih lagi.

"KTP elektronik yang lagi ramai, nantinya akan ditinggalkan. Ditinggalkan karena ada inovasi baru dengan ada penemuan mikrochip sangat kecil yang ditanam dalam pembuluh darah," kata Nasir saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah, Jember, Jawa Timur, Kamis (28/9).

Ia mengatakan microchip itu bisa merekam data kependudukan selama satu tahun bahkan merekam riwayat kesehatan selama setahun. Menurut dia, tekanan darah, fungsi ginjal dan data-data kesehatan seorang warga juga akan diketahui dengan mikrochip yang ada dalam pembuluh darah.

Kalau data di mikrochip ini dimasukkan dalam data besar maka warga bergerak di mana saja termasuk di luar negeri bisa diketahui. "Ini teknologi yang tidak bisa dikibuli. Tugas kantor juga gak bisa dimanipulasi karena terekam semua," katanya.

Dia menegaskan penemuan mikrochip itu merupakan inovasi dari hasil riset sehingga menjadi tantangan bagi para mahasiswa dan dosen. Untuk itu, Nasir mengharapkan riset para mahasiswa, dosen dan para peneliti harus menghasilkan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat terkini.

"Kalau riset itu baik maka akan menghasilkan inovasi. Riset kalau hasilnya hanya publikasi maka hanya penuhi perpustakaan saja. Itu tidak cukup. Riset peneliti baik dosen, mahasiswa, harus menuju inovasi," katanya.

Ia juga meminta para mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan penelitian yang bisa mendukung daya saing nasional dan perekonomian Indonesia. Menurut dia, inovasi terbukti tidak saja mengubah ekonomi dunia tapi juga di Indonesia sehingga menghasilkan berbagai kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari.

Ia memberikan contoh inovasi di sektor transportasi dimana era sekarang ini, masyarakat menggunakan sepeda motor dan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak. Dengan inovasi, katanya, manusia bisa menciptakan kendaraan yang tidak memakai bensin dan solar, dan saat ini sedang menuju kendaraan berbahan bakar listrik.

"Sekarang muncul mobil listrik. Nanti pun sudah gak pakai listrik karena pakai matahari. Ada juga sepeda motor memakai tenaga matahari," katanya.

Dia mengatakan kalau dulu mahasiswa naik taksi dan angkot harus menuju ke pangkalan atau menunggu di pinggir jalan raya atau memanggil melalui telepon maka hal itu sudah mulai ditinggalkan. "Dipanggilpun belum tentu datang. Naik angkot harus ke tempat tertentu. Nah, ini ada inovasi baru yakni naik kendaraan tanpa keluar rumah dengan sistem 'online'," katanya.

Dia mengatakan munculnya aplikasi gojek, grab dan sejenisnya merupakah hasil inovasi sehingga hal itu menjadi tantangan bagi mahasiswa dan dosen saat menghasilkan riset.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement