REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gunung Agung di Bali diprediksi akan meletus jika melihat kondisi saat ini. Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tanda-tanda akan meletusnya gunung tersebut bahkan semakin kuat.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Gede Suantika, saat ini Gunung Agung dalam kondisi kritis atau tahap awas. "Sangat kritis sekali, gejalanya akan meletus," ujar Gede, kepada wartawan Rabu petang, (27/9).
Gede menjelaskan, gejala yang ada pada Gunung Agung saat ini sama persis dengan kondisi pada 1963 saat gunung tersebut meletus terakhir kalinya. Usai meletus pada tahun tersebut, gunung yang berada di timur Pulau Bali ini tidak menunjukkan adanya kawah. "Hampir 50 tahun tidak ada asap solvatar di puncak. Tapi kemarin tiba-tiba muncul, seperti yang di-video kan," katanya.
Selain itu, dia mengatakan, berdasarkan alat pendeteksi yang dipasangnya, frekuensi gempa di gunung tersebut terus meningkat. Jika dalam kondisi normal terjadi 10 kali gempa dalam setiap tahunnya, saat ini jumlahnya terus meningkat hingga berkali-kali lipat.
Pada Juli lalu, dia mengatakan, ada lima kali. Lalu Agustus bertambah, dan September semakin bertambah. "Akhirnya kita naikkan (kondisinya). Selain karena didukung hasil pemantauan, gempa juga makin terasa. Semua ini ciri-cirinya akan meletus," katanya.