REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pelaku wisata di Nusa Tenggara Barat khawatir terimbas aktivitas Gunung Agung di Bali yang saat ini meningkat dari level awas ke fase kritis. Kekhawatiran itu dikarenakan akan semakin banyak negara mengeluarkan 'travel advisory' seperti yang telah dilakukan Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Amerika Serikat, kata Pembina Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB I Gusti Lanang Patra di Mataram, Rabu (27/9).
"Kita tahu Bali merupakan sentral poin pariwisata Indonesia. Pintu masuknya wisatawan. Tidak menutup kemungkinan perkembangannya terus begini makin banyak negara yang menyarankan warganya untuk tidak berpergian ke Indonesia," katanya.
Ia berpendapat, jika itu terjadi, akan berimbas pada sektor pariwisata NTB, khususnya Lombok. Mengingat, 50 persen konektivitas penerbangan wisatawan, khususnya mancanegara yang masuk ke Lombok melalui Bali.
"Lombok ini penerbangannya masih direct, tidak seperti Bali yang langsung, sehingga sedikit tidak kita sangat bergantung pada Bali," tegas Lanang Patra.
Belum lagi kalau letusan Gunung Agung terjadi, maka semakin habis pariwisata Lombok. Karena akan berimbas pada lalu kintas penerbangan. Karena pengaruh debu vulkanik.
"Tapi kita berharap itu tidak terjadi, karena dampaknya sangat besar, karena bandara bisa ditutup," terangnya.
General Manager Hotel Lombok Raya ini menambahkan, meski saat ini belum terasa dampaknya, khususnya untuk city hotel, namun di kawasan resor seperti di kawasan wisata pantai Senggigi dan Gili Trawangan sudah sedikit berdampak terhadap kunjungan wisatawan mancanegara.
"Memang kita tidak bisa melawan alam. Kita juga tidak tahu kapan itu terjadi. Tapi apapun itu pasti terganggu," ucapnya.
Ia menegaskan, Gunung Agung jika meletus, akan mempengaruhi pencapaian target kunjungan wisatawan ke NTB yakni 3,5 juta orang. "Tidak usah jauh-jauh pada saat erupsi Gunung Baru Jari, anak Gunung Rinjani itu saja dampaknya bagi pariwisata NTB sangat terasa, apalagi kalau Gunung Agung erupsi, dampak bisa berbulan-bulan," tandasnya.