Senin 25 Sep 2017 11:46 WIB

Gunung Agung Erupsi, 82 Angkot Disiagakan Antar Jemput Siswa

Pengungsi dari kawasan Gunung Agung berusaha menenangkan anaknya saat tiba di Gor Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (21/9).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Pengungsi dari kawasan Gunung Agung berusaha menenangkan anaknya saat tiba di Gor Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KLUNGKUNG -- Sebanyak 82 unit angkutan kota (angkot) yang beroperasi mengantar jemput siswa dan para pengungsi Gunung Agung secara gratis akan disiagakan Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali. "Dengan adanya angkutan umum ini dapat membantu para pengungsi, khususnya siswa-siswi yang mengungsi di sejumlah posko yang ada di Kabupaten Klungkung," kata Bupati Klungkung, Bali, I Nyoman Suwirta, di Kabupaten Klungkung, Senin (25/9).

Ia mengharapkan, dengan adanya kemudahan kepada anak-anak pengungsi yang bersekolah terdekat di Kota Semarapura ini akan mendorong mereka bersemangat menuju sekolahnya, sehingga dapat mengenyam pendidikan sama layaknya dengan siswa-siswi di Kabupaten Klungkung. "Kami menyiapkan angkutan gratis ini untuk memudahkan siswa-siswi kami dan para pengungsi untuk lebih mudah mengakses sarana pendidikan yang ada di daerah ini," ujarnya lagi.

Suwirta mendaku (klaim), 82 unit angkutan umum ini laik jalan dan sudah siap dioperasionalkan untuk melayani para pengungsi lainnya, selain siswa-siswi. "Kami mohon para sopir angkot ini juga ikut membantu mengantar jemput anak-anak ke sekolah yang sudah dipilihnya," katanya.

Untuk biaya operasional angkutan umum ini, ditanggung sepenuhnya Pemkab Klungkung dan pembiayaannya sudah dianggarkan dalam APBD Perubahan 2017. "Saya sudah memetakan untuk sekolah-sekolah terdekat yang dapat diakses para anak-anak pengungsi Gunung Agung agar mendapatkan pendidikan yang layak," katanya.

Selain itu, Suwirta mengimbau kepada warga di Kabupaten Klungkung, agar siaga satu untuk berkumpul di salah satu balai banjar, apabila terjadi letusan Gunung Agung nantinya. "Jangan sampai, warga kami ada yang tidak mendapat tempat dan harus mengungsi," katanya.

Ia mengatakan, apabila masih ada pengungsi di Balai Banjar yang jumlahnya hanya sepuluh hingga 20 orang agar berkumpul di satu titik posko pengungsian sehingga efektivitas titik pengungsi dalam radius aman dapat terbantu dalam kebutuhan logistiknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement