Kamis 21 Sep 2017 22:13 WIB

Bali Siap Hadapi Kemungkinan Terburuk Gunung Agung

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Polisi meminta warga untuk segera mengungsi setelah terjadinya peningkatan aktifitas Gunung Agung di Desa Temukus yaitu desa yang berjarak sekitar tiga kilometer dari puncak gunung itu di Karangasem, Bali, Kamis (21/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Polisi meminta warga untuk segera mengungsi setelah terjadinya peningkatan aktifitas Gunung Agung di Desa Temukus yaitu desa yang berjarak sekitar tiga kilometer dari puncak gunung itu di Karangasem, Bali, Kamis (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika menyatakan Bali siap menghadapi kemungkinan terburuk jika terjadi erupsi Gunung Agung. Status gunung suci umat Hindu Bali itu masih di level tiga alias siaga sejak 18 September 2017.

"Kami laporkan kepada seluruh warga di Bali, maupun di Indonesia dan internasional, kita sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk, walaupun kita semua berdoa dan berharap itu semua tak akan pernah terjadi," kata Pastika, Kamis (21/9).

Mantan Kapolda Bali itu menjelaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Bali sudah dikerahkan dibagi dalam zona-zona tertentu. Hal ini untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaan pelaksanaan tugas kegawatdaruratan.

Tim tanggap darurat juga sudah menyiapkan peralatan, seperti tenda-tenda pengungsi, dapur umum, fasilitas kesehatan dan juga dukungan bahan logistik bagi pengungsi. Masyarakat, khususnya para lansia, ibu hamil, difabel, penderita gangguan jiwa, anak-anak, dan balita diharapkan sukarela mau dievakuasi dari zona rawan bencana.

Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan pihaknya sudah mengunjungi pengungsi di Wantilan Pura Puseh, Banjar Tabola, Desa Sidemen. Pengungsi dari desa-desa pada radius enam kilometer dari kawah Gunung Agung yang mengungsi di Kecamatan Sidemen mencapai 507 orang. Mereka berada di Desa Tabola dan Desa Sangkan Gunung.

"Kami memastikan ketersediaan matras, selimur, makanan bayi, fasilitas mandi cuci kakus (MCK), air minum, dan tim kesehatan cukup," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement