REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Komunitas Lintas Iman menggelar doa untuk tragedi kemanusiaan Rohingya di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/9) sore.
"Puluhan orang dari berbagai agama melakukan doa untuk Rohingya dan mereka datang dari berbagai desa/kecamatan di Lumajang bersama tokoh agama masing-masing di Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kecamatan Senduro," kata Presidium Jaringan Gusdurian Jawa Timur A'ak Abdullah Al-Kudus dalam siaran persnya yang diterima Antara di Kabupaten Lumajang, Senin.
Menurutnya, komunitas lintas iman tersebut memang secara rutin bertemu setiap bulan sekali dalam acara "Temu Lintas Iman Lumajang" dan lokasi pertemuannya pun selalu berpindah dan bergiliran.
"Format kegiatan yang digagas oleh Jaringan Gusdurian Lumajang itu selalu dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, diskusi, apresiasi seni, dan doa lintas iman," tuturnya.
Ia mengatakan tema diskusi yang digelar pada pertemuan itu yakni Rohingya, sehingga beberapa pihak menyampaikan keprihatiannya terhadap krisis kemanusiaan yang dialami muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar tersebut.
"Dalam diskusi itu menyimpulkan bahwa Rohingya bukanlah konflik agama, tetapi murni tragedi kemanusiaan, sehingga semua umat beragama seyogyanya bahu membahu untuk menolong warga Rohingya," katanya.
A'ak menjelaskan pihak Gusdurian menolak dengan keras genosida yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya dan mendesak agar operasi militer tersebut segera dihentikan.
Sementara Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang Edy Sumianto mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kondisi di Myanmar karena bagi umat Hindu, semua orang adalah saudara, tidak boleh ada yang disakiti apalagi dibunuh, siapapun dia dan apapun etnisnya.
"Kami memiliki ajaran Tatwamasi dan Ahimsa yang menganggap orang lain sebagai diri kita sendiri, sehingga tidak boleh disakiti, sebaliknya harus saling mengasihi," katanya.