Kamis 14 Sep 2017 10:37 WIB

Dahnil: Novel Sudah Jadi Korban, Tapi Malah Diserbu Tuduhan

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Monalisa
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengeluhkan lambannya pengusutan kasus penyiraman terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Sementara pada waktu yang sama pihak berwajib lebih getol memproses laporan Direktur Penyidikan (Dirdik) KPK Aris Budiman atas tuduhan pencemaran nama baik oleh Novel.

"Kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan sudah lebih lima bulan. Tapi tersangkanya tidak jelas, arah penyidikannya kabur, yang terjadi justru korban yang sudah cacat diserbu dengan berbagai tuduhan," keluh Dahnil, saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (14/9).

Maka, lanjut Dahnil, rakyat Indonesia dan Novel sendiri sudah mahfum dengan kasus seperti ini. Sebab, ketika muncul kasus-kasus besar yang diduga terkait dengan politikus berkuasa, berpengaruh dan memiliki 'senjata' pasti Novel akan menjadi obyek serangan balik. Beruntung, kata Dahnil, Novel sudah kebal terhadap upaya-upaya kriminalisasi tersebut.

"Dari ujung jari sampai ujung kepala pasti dicari kesalahan, dalam posisi seperti itu, terus terang kami semakin pesimis, Polisi mau menuntaskan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan," ungkap Dahnil.

Bagi Dahnil, penyelesaian kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan lebih karena mau atau tidak mau saja, bukan masalah bisa atau tidak bisa. Jadi, silahkan saja jika kepolisian malakukan pemeriksaan terhadap penyidik KPK. Kemudian pihaknya juga tidak bisa menghalangi upaya polisi dengan wewenang dan tafsirnya sendiri.

Dahnil mengaku pernah menanyakan kepada Novel terkait potensi akan di tetap tersangka. Menurut Dahnil, Novel tidak takut sama sekali, tawakal kepada Allah SWT.

"Allah SWT paling tahu Mas, ujian seperti apa yang akan diberikan kepada hamba-Nya. Dan, saya akan menjalani dengan tetap berbaik sangka kepada Allah SWT dan terus bertindak benar melawan praktik korupsi sesuai hukum yang berlaku," tutur Novel disampaikan oleh Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement