Rabu 13 Sep 2017 19:05 WIB

SBY Berharap Presiden Jokowi dan Petinggi Negara Dukung KPK

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (kanan), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Sekjen Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan XIII (kiri) saat melakukan diskusi di Kantor DPP Partai Dmeokrat, Jakarta, Rabu (13/9).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (kanan), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Sekjen Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan XIII (kiri) saat melakukan diskusi di Kantor DPP Partai Dmeokrat, Jakarta, Rabu (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada Presiden Joko Widodo serta pimpinan tinggi lembaga negara lainnya, seperti Ketua MPR, DPR dan DPD untuk bersama-sama mendukung KPK dalam melakukan tugasnya mencegah dan memberantas korupsi.

"Harapan saya kepada Presiden Jokowi dan para pemimpin lembaga negara, ketua MPR, ketua DPR, kestua DPD, semua dukunglah KPK," ujarnya dalam sambutannya di diskusi yang dilakukan antara tim pencegahan KPK dan Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (13/9) sore.

Di sisi lain ia juga meminta agar para penegak hukum, baik KPK, Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung) saling bekerja sama dalam melakukan pemberantasan korupsi. Menurut SBY, bila ingin berkompetisi dalam melakukan penegakkan hukum harus dilakukan secara sehat dan tak perlu bermusuhan.

"Kalau berkompetisi secara sehat, tapi jangan bermusuhan satu sama lain," ujar SBY

Presiden RI ke-6 itu menuturkan, rakyat Indonesia akan sedih bila ketiga lembaga penegak hukum itu tidak bekerja sama memberantas korupsi. "Rakyat sedih, kami sedih, kalau maaf kalau satu sama lain tidak klop. Klop lah, semua punya misi yang sama," ujarnya.

Ia pun menegaskan, partainya akan terus mendukung penuh KPK dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap lembaga antirasuah tersebut. Meskipun beberapa kader Partai Demokrat juga ada yang terlibat korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement