REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggandeng 60 orang blogger dan pegiat dunia maya untuk membantu menangkal berkembangnya terorisme melalui dunia maya. Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Sujadmiko mengatakan, para blogger dan pegiat dunia maya tersebut akan melawan ajakan terorisme melalui media sosial yang kini berkembang cukup pesat.
"Generasi muda pegiat dunia maya tersebut akan membantu BNPT memerangi dan menangkal ajakan maupun propaganda yang dilakukan oleh ISIS melalui media sosial," kata dia di Banjarmasin, Selasa (12/9).
Menurut Sujadmiko, ajakan atau perintah ISIS melalui dunia maya ini sangat berbahaya kalau tidak segera ditangkal. Sebab, sebagian besar anak muda saat ini hampir tidak terpisahkan dengan media sosial.
Potensi anak muda terpengaruh oleh ajakan ke hal-hal yang tidak diinginkan sangat besar. Bahkan, berdasarkan data cukup banyak yang sudah terpengaruh.
Menurut dia, banyak sekali pemuda yang telah pergi ke Suriah. Bahkan, beberapa di antaranya adalah pemuda yang telah memiliki jabatan dan kedudukan yang mapan di pemerintahan maupun perusahaan swasta, dan mereka bergabung dengan ISIS.
Hingga sekarang, kata dia, terdata tidak kurang dari 600 orang yang telah bergabung dengan ISIS dan sebagian besar merupakan generasi muda. Data tersebut di antaranya diperoleh dari informasi anggota yang dideportasi dari negara tersebut dan telah tiba kembali di tanah air.
"Dari beberapa orang mantan anggota ISIS yang kita temui, rata-rata mereka menyatakan menyesal telah pergi dan bergabung dengan teroris tersebut," katanya.
Tema propaganda yang disampaikan hampir setiap minggu dan bulan berubah sesuai dengan kepentingan mereka. Pola rekrutmen anggota, dia mengatakan, sebagian besar menggunakan dunia maya.
Ajakannya yakni menuntun para calon anggota untuk datang juga melalui dunia maya, sehingga melawannya pun juga harus dunia maya. "Menangkal hal tersebut, maka pada setiap provinsi kita merekrut 60 orang, yang berumur 20-30 tahun, untuk membantu menulis dan memberikan pencerahan dan semangat perdamaian kepada generasi muda, melalui web atau blog yang mereka buat," kata dia.
Sebanyak 60 orang tersebut, terdiri dari, sepuluh orang ahli informasi teknologi, 20 orang desain komunikasi visual dan sisanya adalah blogger. Selain di dunia maya, para generasi muda tersebut juga melakukan kegiatan sosialisasi secara langsung, antara lain di sekolah maupun di komunitas-komunitas kepemudaan.
Sedangkan secara online, para pegiat dunia maya, juga membuat web sesuai dengan nama daerahnya, serta memviralkan pesan-pesan perdamaian yang telah mereka buat.
Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Novy Listiana, juga peserta Duta Damai dunia maya mengatakan, saat ini hampir semua generasi muda, hidup dengan media sosial. Karena itu, dia sangat mendukung upaya BNPT untuk gerakan Duta Damai Indonesia melalui dunia maya, karena akan sangat bermanfaat untuk memberikan pencerahan bagi generasi muda.
Novy yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Unlam tersebut mengungkapkan, melai gerakan Duta Damai Indonesia ini, diharapkan isu sara dan berbagai persoalan yang kini marak di dunia maya, bisa diimbangi dengan hal-hal yang lebih baik, terutama dengan pesan-pesan perdamaian.