Senin 11 Sep 2017 18:38 WIB

Kak Seto: Pemerintah Perlu Tingkatkan Kesiapan Rumah Sakit

Kak Seto
Foto: .
Kak Seto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, pemerintah perlu meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melayani pasien anak-anak. Kak Seto mengungkapkan itu ketika menanggapi kasus bayi Debora yang tidak dapat ditangani tepat waktu karena masalah biaya.

"Belajar dari kejadian Bayi Debora, sarana berupa pediatric intensive care unit (PICU) misalnya, menjadi sesuatu yang sangat krusial," kata Kak Seto di Jakarta, Senin (11/9).

Seto Mulyadi mengatakan bagi LPAI, pengadaan PICU bukan hal ringan. Itu karena PICU membutuhkan SDM yang mumpuni, termasuk tersedianya dokter-dokter anak dengan spesifikasi perinatologi dan intensive care.

Namun demi kesehatan anak-anak Indonesia maka pemerintah didukung oleh dunia usaha tetap harus mengagendakan pengadaan sarana tersebut.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengevaluasi tentang seberapa jauh sentra-sentra kesehatan terdekat, semisal puskesmas, berada dalam jarak jangkauan masyarakat dan seberapa positif sikap masyarakat atas sentra-sentra terdepan dalam pemeriksaan kesehatan publik tersebut.

Dia mengatakan pasien, apalagi bayi, memerlukan penanganan maksimal, pada sisi yang sama, rumah sakit juga memerlukan penguatan agar bisa terus menangani pasien-pasien lainnya.

"Apalagi, sebagaimana kritik banyak pengamat, sistem BPJS itu sendiri bisa membuat rumah sakit menghadapi persoalan finansial serius. Rumah sakit yang terbelit ekses BPJS pada gilirannya tidak akan mampu memberikan layanan optimal kepada masyarakat," kata dia.

Oleh sebab itu, Seto Mulyadi menyarankan evaluasi menyeluruh atas kejadian yang dialami Bayi Debora dibutuhkan agar rumah sakit pihak bisa terus meningkatkan kapasitasnya.

"Anak-anak DKI butuh sarana layanan kesehatan sebanyak dan seberkualitas mungkin. Sikap apriori terhadap rumah sakit, dalam situasi ekstrim, justru bisa mengakibatkan hilangnya satu sarana tersebut. Ketika satu sarana layanan kesehatan hilang, berapa banyak pasien yang tak terlayani? Ketika rumah sakit dibekukan, berapa panjang antrean yang akan mengular di rumah sakit lain? Di atas itu semua, siapa pihak yang paling dirugikan? Tak lain, anak-anak DKI juga," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement